spot_img

Komunitas Baraya Labuan Gagas Diskusi Publik Bulanan

Foto: Komunitas Baraya Labuan sedang Diskusi Publik Bulanan.

PANDEGLANG | Komunitas Baraya Labuan menggagas Diskusi Publik Bulanan sebagai media pengembangan nalar dan pengetahuan.

Diskusi Publik Bulanan tersebut memiliki fungsi sebagai tempat berkumpul, silaturrahmi, dan diskusi bagi para warga. Yang ada di ujung Pandeglang.

Kepada Vinus, Penggagas Diskusi Bulanan Basith Djoma menjelaskan, diskusi ini bertujuan untuk memberikan informasi apapun tentang Labuan, khususnya kepada khalayak, agar lebih mengenal ide, gagasan, harapan, dan mimpi sebuah kota kedepan.

Baca Juga

Masih kata Basith, sebagai bentuk ikhtiar untuk meneguhkan dan mempromosikan gagasan Labuan.

“Sila datang, kita ngeriung, ngopi, sambil diskusi,” ujarnya, pada Kamis, (10/06).

Dikatakan Basith Djoma, Diskusi Publik Bulanan ini adalah upaya Komunitas Baraya Labuan untuk menguatkan kembali pentingnya sebuah gagasan yang akan berujung pada kemaslahatan bersama bagi warga Labuan dan sekitarnya.

Gagasan diskusi ini adalah penegasan tentang keseriusan para pemangku kepentingan di Labuan. Misal, bagaimana mereka bicara lingkungan dan kedaerahan yang tidak bisa dipungkiri lagi serta tetap akan menjadi gagasan bersama untuk memperkuat kebersamaan.

“Tentu publik menyandarkan harapannya pada gagasan bersama ini agar Labuan tetap terawat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang ada,” sambungnya.

Sementra itu, salah satu penggagas lainnya, Eko Supriatno menjelaskan, persoalan yang dihadapi kota Labuan hari ini barangkali juga adalah apa yang dialami oleh berbagai kota di Indonesia.

Ia menuturkan, kehidupan kota membutuhkan diskusi-diskusi yang membicarakan kehidupan berkota. Labuan butuh ruang sosial dan daya dukung ekologi kota. Masa depan kehidupan kota yang lestari membutuhkan kebersamaan warga.

“Selain itu juga dibutuhkan nalar dan pengetahuan agar warga dapat mengurai sekaligus memecahkan persoalan kehidupan kota secara bersama-sama,” ucapnya.

Lebih lanjut, Eko menyampaikan, selain itu diskusi harus dibarengi ‘ngopi’ karena dengan ‘ngopi diskusi’ bisa cair suasana. Mudah-mudahan warga tergugah untuk ikut mengembangkan ruang bersama (common space) untuk menghadapi kompleksitas kehidupan kota.

“Yu, ajak warga untuk diskusi, ngopi, bersolidaritas, dan bersuara. Yu, kita geser kongkow tak berguna menjadi percakapan-percakapan yang berkualitas. Kota Labuan sekarang sedang butuh-butuhnya budaya ngobrol, omong-omongan, dialog, ngopi bareng untuk mencari solusi,” ungkapnya.

Eko menambahkan, sebab kehidupan kota membutuhkan kebersamaan agar narasi dan identitas kehidupan kota tidak tercerabut dari akarnya. Tanpa keterlibatan warga, kehidupan berkota akan kehilangan spirit-nya.

“Jadi tunggu apalagi, mari menghidupkan kembali budaya ngopi, diskusi dan solusi. Sambil tabayyun’tentang perbedaan dan persamaan kita, beda pilihan tetep babarayaan, sebenarnya sangat cocok dan sesuai dengan tagline Baraya Labuan: akur jeng dulur, heman ka baraya,” tandasnya. |Hr

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img

BERITA TERKAIT

IKLAN

spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart