TANGERANG | Kewajiban menuntut ilmu diperuntukkan bagi setiap muslim. Sebab, ia akan memudahkan segala urusan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk ilmu hikmah.
Demikian disampaikan Mahpudin, salah satu Squad Perguruan Al-Hikmah. Menurutnya, dengan memahami ilmu hikmah, seorang muslim akan menjadi pribadi yang tawadhu.
Kepada Vinus, Mahpudin menyampaikan, dulu untuk belajar di Perguruan Al-Hikmah diharsukan membawa susu, pisang ambon, kopi, rokok, biskuit dan lain-lain.
Baca Juga
- Taman Ide, Wisata Kuliner Tawarkan Spot Foto Menarik
- Lia Optik Balaraja, Suguhkan Kacamata Model Kekinian
Masih kata Mahpudin, itu semua sebagai simbol. Susu artinya melambangkan harus bersukur menerima manis, pisang ambon melambangkan bayi, artinya maksiat yang lalu harus ditinggalkan dan diobati ketika masuk Perguruan Al-Hikmah.
Sementara kopi melambangkan harus siap menghadapi pahit, karena setiap orang yang mau belajar Al-hikmah harus sanggup melaksanakan segala perintah Allah Swt. dan sanggup menjauhi segala larangannya.
Dirinya mengungkapkan, saat ini syarat tersebut sudah tidak berlaku, karena banyak yang menganggap bid’ah. Maka dengan ridho guru dihilangkanlah kebiasaan tersebut.
“Padahal faedahnya, apabila selesai latihan, ikhwan dan akhwat dapat minum susu, sedangkan kalau lapar ada makanan,” ujarnya pada Senin, (20/12).
Lebih lanjut, Mahpudin menjelaskan, ilmu hikmah yang bergerak di tangan syaratnya apabila melipat satu jari maka harus puasa selama satu bulan, sedangkan apabila melipat sepuluh jari maka puasanya selama sepuluh bulan.
Jika tidak sanggup puasa, sambungnya, harus bayar mud pada fakir miskin. Hal tersebut juga tersebut dihilangkan oleh guru, saat ini tidak ada puasa.
Mahpudin juga menjelaskan cara menggunakan Al-Hikmah. Harus dengan praktik bukan dengan wirid. Seperti ada barang kita di Masryk atau Maghrib, barang tersebut lupa dikunci atau ditinggal di luar rumah.
“Kita bisa mengeraskan perut dan membayangkan barang tersebut, namun kekuatannya hanya 24 jam, jika sudah lebih, harus dititip kembali. Itulah contoh sebagian kecil dari keistimewaan ilmu Al-Hikmah,” tuturnya.
Sementara itu, Aep Saepul Milah menyampaikan, dengan memanpaatkan hati dan konsistensi, Perguruan Al-Hikmah juga mengembangkan syiar melaui syair. Bahkan kini mengepakkan sayap-sayap burung Al-Jabar di dunia tarik suara.
Kata Aep, ini semata-mata untuk syiar bahwa Ilmu Allah benar adanya. Bukan ilmu ilusi, sugesti, dan sejenisnya, tapi lebih kepada mengajak teman-teman untuk lebih yakin dengan ilmu sirullah, ilmu anugrah illahi robbi.
Dirinya menuturkan, di dalam bait-bait syair lagu salawat Al-Hikmah, tersirat sebuah pesan dari Guru Ustad Didin Fachrudin kepada ikhwan dan akhwatnya, agar tetap rendah hati, menjalin silaturahmi, menjalankan Al-Hikmah sesuai syariat untuk keselamatan dunia dan akhirat.
“Harapan beliau kepada ikhwan dan akhwat untuk bisa menjaga amanah serta beristiqomah dalam belajar Al-Hikmah,” kata pria yang juga aktif di Perisai BPJS ini.
Pusat Perguruan Al Hikmah berlokasi di Kampung Sukajami Desa Sukatani Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.| We