
TANGERANG | Beberapa mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Islamic Village menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Tangerang pada Rabu, (16/06).
Kali ini, para mahasiswa menyampaikan evaluasi kinerja Bupati Tangerang sekaligus memberikan rapor merah terhadap delapan tahun kepemimpinan Ahmed Zaki Iskandar.
Kepada Vinus, Koordinator Aksi Ilham Dimas Sese menyampaikan, sudah delapan tahun Zaki memimpin Tangerang. Namum berbagai persoalan tidak kunjung terurai. Mulai pengangguran, pembangunan, kerusakan lingkungan, sampai pelayanan publik.
Baca Juga
- Lapor Pak Bupati: Galian Tanah di Tigaraksa Kembali Beroperasi
- Kritik Kerja DLHK Tangerang, Pencinta Alam: Jangan Rusak Lingkungan Demi Pembangunan
Padahal lanjut Dimas, Tangerang kerap disebut kota seribu industri. Faktanya pengangguran tak terbendung. Ratusan bahkan ribuan warga sekitar kawasan industri malah mengeluh lantaran sulit masuk kerja.
“Belum lagi pengawasan terhadap calo tidak pernah dilakukan. Jeritan warga Tangerang soal kongkalikong rekrutmen tenaga kerja seolah angin lalu. Bupati Tangerang sama sekali tidak bersuara. Termasuk anak buahnya,” ucap Dimas.
Menurut Dimas, soal pembangunan lebih parah. Alun-alun misalnya. Kata penguasa daerah, itu dikerjakan dengan mekanisme multiyears. Tidak selesai dalam satu masa anggaran. Ironisnya, sampai beberapa tahun terakhir, penampakannya tidak menggembirakan.
“Tahun ini dibangun, tidak lama rusak. Dibangun kembali dan lantas rusak lagi. Konsepnya tidak jelas. Mau kaya apa. Kok terkesan seperti proyek abadi. Hari ini saja, beberapa bagian sudah banyak yang rusak, padahal belum lama diperbaiki. Aneh sekali, milyaran uang rakyat digelontorkan, belum juga terlihat bentuknya,” ungkap Dimas.
Di tempat yang sama, Ketua PK PMII Islamic Village Ulinuha Al Abqorie menambahkan, kepemimpinan Ahmed Zaki Iskandar dinilai tidak peduli terhadap lingkungan. Pedestrian, galian C, dan pencemaran sungai Cirarab merupakan contoh paling jelas.
Menurutnya, belum lama ini warga Tigaraksa, Solear, dan Rajeg kerap teriak soal beroperasinya galian tanah. Padahal sangat dilarang. Tindakan pemerintah daerah baru dilakukan setelah ada keluhan yang viral di media massa atau sosial. Itupun tidak terlalu tegas. Pengusaha galian kerap membuka kembali. Ketegasan dan wibawa pemerintah daerah betul-betul dipertanyakan.
“Sampai hari ini, persoalan Cirarab tidak kunjung teratasi. Padahal sudah bertahun-tahun menjadi masalah pencemaran lingkungan. Meskipun ada tindakan, ternyata dari pihak luar. Bukan pemerintah daerah. Lalu apa kerja Pemda terkait Cirarab,” tanyanya.
Masih soal lingkungan, menurut Qori sapaan akrabnya, pembangunan pedestrian juga mengorbankan lingkungan hidup. Puluhan pohon sepanjang Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang ditumbangkan. Dengan alasan pembangunan.
“Ironis, pemerintah yang seharusnya merawat dan memastikan lingkungan tetap lestari malah merusaknya. Pada masa kepemimpinan Zaki ini lah penebangan pohon besar-besaran terjadi,” ungkapnya.
Lebih miris lagi pada sektor pelayanan publik. Gelandangan atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bebas berkeliaran di mana-mana. Tidak ada tindakan sama sekali.
Baca Juga
- Proyek Pedestrian Puspemkab Tangerang Dapat Sorotan: Belum Lama Dibangun Sudah Rusak
- Panitia Pilkades Resah, Anggaran Tak Kunjung Cair Sepenuhnya
Pemerintah daerah memang pernah menindak. Namun tidak menyelesaikan persoalan. “Faktanya Gepeng dan ODGJ masih sangat banyak ditemukan. Miris sekali, padahal uang daerah banyak banget. Aneh, menyelesaikan persoalan remeh temeh saja tidak selesai,” kata Qori.
Soal berlarutnya dualisme KNPI dan sempat ramai terkait Karang Taruna juga menjadi catatan. Menurutnya, hal tersebut sebagai penanda lemahnya kepemimpinan Zaki Iskandar.
Dari berbagai persoalan di atas yang tidak kunjung usai. Ia menilai, rapor merah sudah selayaknya diberikan terhadap kepemimpinan Ahmed Zaki Iskandar.
“Rapor ini kami berikan sebagai rasa cinta terhadap daerah. Selain itu, Bupati Tangerang kiranya bisa menyelesaikan persoalan di atas dengan serius. Jangan sekadar polesan tanpa mengena sasaran,” pungkasnya.
Pantauan di lapangan, meski sempat diguyur hujan, aksi demonstrasi tetap berjalan dengan lancar, serta mendapat pengawalan dari aparat kepolisian. |HR