spot_img
spot_img

Lingkar Peradaban: Isu Kemunculan PKI Untuk Kepentingan Politik

Foto: Diskusi Virtual Lingkar Peradaban dengan tema “Malam Panjang 30 September 1965”.

SERANG | Isu sara dan kebangkitan komunis terus berkembang dan tak pernah terkikis. Padahal masih banyak pembahasan yang lebih bermutu, tapi mengapa politik ketakutan tetap saja laku.

Untuk menjawab persoalan tersebut kelompok kajian dari Lingkar Peradaban menggelar diskusi virtual, pada Rabu malam, (30/09).

Diskusi bertajuk “Malam Panjang 30 September 1965” ini dimulai pukul 20.00 -23.00 WIB. Dipandu Dede Kurniawan.

Baca Juga

Hadir sejumlah narasumber dari GMNI Banten Jimmy Hajimi, Inisiator Asosiasi Mahasiswa Cinangka (AMC) Khairul Umam dan Jurnalis yang juga mantan aktivis gerakan Juanda.

Sekretaris GMNI Banten Jimmy mengatakan, banyak versi sejarah dari cerita panjang dibalik tragedi 1965. “Isu PKI kembali digulirkan dan ramai. Sehingga membuat gaduh di tengah pandemi,” ujar Jimmy.

Menurut Jimmy, PKI merupakan partai terlarang dan tidak ada pintu lagi di Indonesia. Namun, isunya terus hangat digulirkan oleh para tokoh nasional.

“Sepertinya isu PKI dimunculkan kembali untuk kepentingan politik orang-orang tertentu,” tukasnya.

Sementara, Juanda menjelaskan, malam panjang 30 September 1965 yang menjadi tema diskusi sangatlah tepat. Lantaran sejak kecil generasi yang lahir di tahun 1980 an sudah disuguhkan dengan film tragedi tersebut hingga larut malam.

“Dan filmnya memang cukup panjang durasinya sampai 271 menit atau sekitar 4,5 jam. Selaras dengan tema diskusi malam ,” tukasnya

Menurut Juanda, gerakan 30 September 1965 yang disebut Gestok oleh Bung Karno (Gerakan Satu Oktober) merupakan kecelakaan sejarah yang terus dihangatkan di bulan September serta dalam situasi suksesi kepemimpinan, baik nasional maupun daerah.

“Isu usang PKI bangkit seperti ritual tahunan,” ucapnya.

Lanjut Juanda, enam jenderal dan 1 perwira TNI yang dibunuh dan dibuang di Lubang Buaya merupakan tindakan keji. Terlebih pasca kejadian tersebut ribuan orang mati dibantai.

“Hanya di sejarah Indonesia dalam waktu 6 jam 6 jenderal mati dibunuh. Wajar jika Bung Karno pun mengutuk Gestok,” tegas pria yang biasa disapa  Bung Joe ini.

Pembicara lainnya, Khairul Umam memaparkan tentang sejarah pemberontakan PKI di Madiun 1948.

“Jika melihat pemberontakan 1965 juga harus melihat rangkaian gerakan pada 1948 di Madiun,” tukasnya.

Penggiat Lingkar Peradaban Adnan Fatoni mengatakan, diskusi yang digelar merupakan diskusi perdana melalui daring atau virtual.

“Kesimpulannya akhirnya lantunan alfatihah tidak hanya dikirim untuk para pahlawan revolusi dalam tragedi 30 September 1965. Tapi kepada ribuan korban pasca gerakan tersebut,” pungkasnya.|We

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart