
TANGERANG | Berbicara literasi, tentu sudah sangat akrab di dalam dunia santri. Kesehariannya pun tidak terlepas dari membaca dan menulis. Dari zamannya pesantren di masa Walisongo sampai era digitalisasi saat ini. Budaya literasi tak pernah padam.
Demikian disampaikan Ahmad Syeikhu saat menjadi narasumber Diskusi Literasi yang diinisiasi oleh TBM Dunia Santri bekerja sama dengan Forum TBM Kabupaten Tangerang, di Kampung Selatip, Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, pada Minggu, (27/06).
Syeikhu memaparkan, membangun budaya literasi di era digital, sebagaimana tema acara tersebut, memang gampang-gampang susah, tapi juga harus diiringi dengan skill di bidang IT (Informasi dan Teknologi).
Baca Juga
“Tentu dengan kemampuan membaca dan menulis, bukan sekedar nulis status haha-hihi, lalu posting,” ujar Syeikhu.
Masih kata pria yang kini menjabat Ketua DMS Rijalul Ansor Kabupaten Tangerang, kita harus menggunakan teknologi media digital untuk keperluan ilmu pengetahuan.
Seperti halnya sejarawan filologi kita belakangan ini, sudah mampu memanfaatkan digitalisasi hasil naskah-naskah kuno, peninggalan ulama Nusantara terdahulu.
“Bila orientasi warganet demikian, besar kemungkinan tidak ada lagi tersebar yang namanya berita hoax,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Forum TBM Provinsi Banten Andri Gunawan menyampaikam, pengguna internet di Indonesia sudah 134 jutaan lebih. Artinya sebagian besar sudah mengakses media sosial.
“Akan tetapi sudah efektif dan bijakkah dalam penggunaannya selam ini,” tanya pria asal Kecamatan Kemiri Kabupaten Tangerang ini.
Lebih lanjut, dia menuturkan, semestinya sebagai pegiat literasi harus bisa mengontrol dan menyerap informasi. Kemudian harus disampaikan juga kepada masyarakat, jangan sampai membaca berita hanya judulnya saja.
“Itu sebabnya, daya minat literasi masyarakat kita harus ditingkatkan lagi. Kuncinya adalah berkolaborasi dengan berbagai pihak,” ucapnya.
Senada dengan Andri, Wanfatmah yang baru terpilih sebagai Ketua Forum TBM Kabupaten Tangerang mengutarakan, tugas kita ialah bagaimana mengenalkan dunia literasi kepada masyarakat dengan bijak, memberikan pemahaman, dan pengertian tentang pentingnya menyerap informasi di media sosial.
Wanfatmah juga mengungkapkan, saat ini sudah banyak ibu-ibu di media sosial yang mengikuti komunitas menulis, terutama tentang tema intrik dalam rumah tangga.
“Sebagai kelanjutan dari acara ini, dalam rangka membudayakan dan menyambut era digitalisasi, Dunia Santri sebagai Komunitas Literasi dan Tradisi, harus hadir berperan serta dalam membangun budaya literasi di era digital,” pungkasnya. |We