
BANTEN | Reaksi terhadap aksi polisi yang membanting mahasiswa saat unjuk rasa di Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang mendapat tanggapan dari berbagai kalangan.
Kali ini datang dari Dewan Pimpinan Wilayah Generasi Muda (DPW GEMA) Mathla’ul Anwar Provinsi Banten. Merasa prihatin atas tindakan represif aparat kepolisian.
Kepada Vinus, Sekretaris GEMA Mathla’ul Anwar Banten Irwandi Suherman menyampaikan, rekan-rekan HIMATA Banten Raya yang melakukan aksi kemarin seharusnya tidak mesti disikapi dengan cara berlebihan, apalagi represif.
Baca Juga
- Banting Mahasiswa Demo, Polisi Akan Diberi Sanksi
- Bawa Keranda Mayat, Sejumlah Mahasiswa Ungkap Matinya Nurani Bupati Tangerang
Menurutnya, suara mahasiswa merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab intelektual mereka atas banyaknya persoalan dan pekerjaan rumah Kabupaten Tangerang.
“Di mana sebagai daerah penyangga ibu kota tapi masih banyak ketertinggalan, baik infrastruktur juga kesejahteraan warganya,” ujarnya pada Kamis, (14/10).
Masih kata Irwandi, tindakan polisi yang melakukan kekerasan fisik terhadap seorang demonstran kemarin tidak hanya merugikan sang korban, tapi juga mencoreng nama baik institusi Polri.
Polri, sambunya, dengan tagline Presisi terus membangun kerja kepolisian yang humanis, profesional, dan terukur, seharusnya tidak melakukan demikian.
Peristiwa tersebut tentu menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa penyampaian aspirasi harus dilakukan dengan damai dan tidak provokatif.
“Aparat yang bertugas mengawal aksi semaksimal mungkin melakukan tindakan yang persuasif dan nirkekerasan,” tutup Irwandi. |We