
TANGERANG | Forum Mahasiswa Intelektual (Formi) menggelar diskusi publik bertajuk Refleksi Akhir Tahun dengan tema “Evaluasi Kinerja Pj Bupati Tangerang: Membedah Catatan Merah Kerja Kepala Daerah Soal PSN-PIK2” pada Jumat, (20/12).
Hadir sebagai pembicara, Kuasa Hukum Said Didu Gufroni, Direktur Visi Nusantara Subandi Musbah, dan Ketua Umum Gerakan Masyarakat Pendukung Aspirasi Rakyat (Gempar) Ruhiyat Idris.
Dalam paparannya, Gufroni menyampaikan, kehadirannya ini merupakan bentuk dukungan kepada para mahasiswa yang peka terhadap praktik ketidakadilan yang dirasakan masyarakat di pesisir utara Kabupaten Tangerang.
Baca Juga
- BEDAH Selenggarakan Diskusi, Bahas Quo Vadis Tangerang
- Lawan Pelecehan Seksual, Korps PMII Putri Tangerang Gelar Diskusi Publik
Menurut Gufroni, mega Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 ini telah banyak menyengsarakan rakyat terlebih masyarakat sekitar yang terkena langsung imbas dari pembangunan tersebut.
“Jangan takut, semua element saat ini sudah mulai bergerak. Dalam waktu dekat, emak-emak juga akan melakukan aksi turun ke jalan untuk menyampaikan tuntutan kepada Presiden Prabowo agar mencabut status PSN PIK2 ini,” ujarnya.
Gufroni juga menambahkan, selain para mahasiswa yang hari ini mulai bergerak, para tokoh dan organisasi besar lainnya juga menolak proyek ini.
“Semua tokoh sudah bicara, MUI juga sudah mengeluarkan keputusannya bahwa PSN PIK 2 ini lebih besar mudharatnya ketimbang manfaatnya,” ucap Gufroni.
Hal senada juga disampaikan Subandi Musbah. Menurutnya, selain banyak ketidakadilan, proyek tersebut diperuntukan bagi golongan kelas atas. Bukan warga sekitar.
Selain itu, pria lulusan Sekolah Demokrasi ini mengapresiasi langkah para mahasiswa yang ikut ambil bagian bersama rakyat dalam memperjuangkan ketidakadilan yang dirasakan masyarakat sekitar proyek.
“Setelah ini harus ada tindak lanjut. Kumpulkan semua element. Buat semacam Kongres Mahasiswa. Hasilnya sampaikan kepada publik dan tokoh-tokoh yang ada di Banten, agar aksi penolakan ini menyebar ke semua pelosok negeri,” ucapnya.
Ia juga mengkritik keras terhadap respons beberapa mahasiswa yang belakangan ini mendukung PSN PIK 2 dengan dalih investasi yang mendongkrak pendapatan daerah dan pembangunan berkelanjutan.
“Perlawanan itu harunya dimulai oleh gerakan mahasiswa, bukan malah sebaliknya. Ingat, kalau tidak mau dikutuk Tuhan, ya harus ada dibarisan rakyat yang terzalimi,” kata Subandi.
Sementara itu, Ketua Umum Gempar, Ruhiyat Idris berpesan agar gerakan penolakan ini terus digelorakan oleh semua element termasuk para mahasiswa.
Menurut Ruhiyat Idris, kondisi saat ini sangat memprihatinkan. Banyak sekali persoalan yang dihadapi rakyat, mulai pembayaran tanah yang tidak sesuai sampai intimidasi yang dilakukan beberapa oknum bayaran terhadap warga sekitar.
“Sudah bukan rahasia lagi, intimidasi itu dilakukan agar warga merelakan lahannya untuk dijual kepada pengembang,” ujarnya.
Ia berharap, dengan gerakan penolakan yang dilakukan para mahasiswa bisa mendorong pemerintah pusat untuk secepatnya mencabut status PSN PIK 2 ini.
“Kuatkan barisan. Kawal terus sampai status PSN PIK 2 ini dicabut. Ingat, penolakan ini menjadi pintu gerbang untuk menyelamatkan bangsa dari para cukong berkedok investasi,” harapnya.
Untuk informasi, acara yang digelar di Cafee Tyluna Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang ini diakhiri dengan deklarasi penolakan terhadap PSN-PIK 2 yang dibacakan secara bersama. |HR