Oleh: Moh. Bahri, S.Pd.I., S.H.*
KALAU di televisi sudah ramai iklan sirup, maka puasa sudah dekat.
Jika masjid-masjid dan musala mulai dibersihkan dan didandani lebih rapi, maka salat tarawih akan segera dilakukan rutin.
Saat makam di ujung kampung mulai didatangi sanak saudara almarhum (mah) maka itulah “nyekar”, dan puasa tinggal beberapa hari lagi.
Ketika di pinggiran jalan penjual timun suri bermunculan, maka tak lama lagi Ramadhan.
Baca Juga
- Lewat Disukusi Daring, PERMATARA Soroti Radikalisme dan Terorisme
- Abuya Uci Turtusi, Energi Yang Tak Akan Mati
Begitu transaksi jual beli sandal, kopiah, dan sajadah agak naik, maka besok lusa bulan puasa.
Lalu rak buku di Gramedia terjejali buku-buku keislaman dan Al Quran, maka puasa telah tiba.
Nah, silakan ditambah. Semisal tanda-tanda lain.
Kelas madrasah atau taman baca Al Quran mulai ramai membuat ikhtifalan (parade pidato anak-anak), ini juga menjadi ciri khas jelang Ramadan.
Tambahan lain: pengumuman jadwal libur Grup Gowes Sepeda, klub bulutangkis, dan majelis talim Ibu-ibu sudah beredar ke masing-masing anggota.
Berbagai penanda jelang puasa itu, sepertinya berlangsung di mana-mana.
Bahkan kini, keriuhan jelang puasa kian santer. Tak lain karena status Whatsapp, postingan Facebook, berjejal dengan ungkapan dan ucapan selamat berpuasa. Plus pernyataan saling memohon dimaafkan.

Kalau mau jeli, para politisi dan pentolan Ormas pun tak ketinggalan ikutan. Dengan memasang spanduk atau baliho besar berkalimat: Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan.
Puncak penentu tanda-tanda puasa menjadi waktu berpuasa adalah pengumuman resmi pemerintah. Perkara ini kadang heboh, utamanya bila ada perbedaan antara NU dan Muhammadiyah.
Betapapun aneka keseruan jelang Ramadhan menjadi ciri kegairahan Ummat.
Bulan puasa akhirnya menjadi semarak, penuh warna. Ini tentu saja perkara lazim. Setiap aktivitas keagamaan pasti bersisian dengan ritme sosial, ekonomi, dan juga budaya.
Meski begitu, terkadang ada sisipan perbedaan. Ramadan tahun ini, seperti setahun lalu, masih berada dalam ancaman Corona. Kita harus lebih bijaksana serta waspada.
Selamat bersiap menjemput Ramadan. Semoga Allah masih memberikan kesempatan kepada kita semua. Aamiin.
* Penulis adalah Anggota DPRD Provinsi Banten, Fraksi Gerindra.