TANGERANG | Raut muka pria itu berseri. Ketika gerobak kue pancongnya diberhentikan. Maklum, hari ini merupakan pembeli pertamanya.
Ya, dia adalah Kang Yogi. Pemuda asal Kabupaten Garut, Jawa Barat ini penjual pancong. Kue tradisional sejuta kenangan. Tiap hari menjajakan dagangannya di sekitar Cisoka.
Saat berbincang dengan Vinus, Kang Yogi bercerita usahanya di Tangerang. Ia mengatakan apa yang dikerjakan saat ini demi keluarganya di Garut.
Baca Juga
- Enggan Disebut Pengangguran, Rudini Jalani Jualan Balon
- Leno Snack, Inovasi Keripik Berbahan Baku Kelapa
Kang Yogi mempunyai keyakinan penuh. Dengan mencoba peruntungan di luar kampung halaman, mampu menghidupi istri dan membesarkan satu anak.
“Bersyukur aja, yang penting keluarga di Garut pada sehat,” ujarnya sembari membuatkan kue pancong, pada Kamis, (11/03).
Sudah 9 tahun lamanya Kang Yogi menjual makanan tradisional tersebut. Awalnya ikut dengan juragan, tetapi penghasilan 3 tahun pertamanya ia sisihkan untuk menabung.
Dia mengatakan, awal mula datang ke Tangerang hanya kerja serabutan. Melalui temannya, Kang Yogi diajak bertemu juragan kue pancong untuk berjualan. Tanpa modal.
Kini, pria usia 34 tahun itu sudah mempunyai gerobak dan berjualan sendiri. Tanpa ikut dengan majikan.
“Selama 3 tahun penghasilannya di bagi empat. Untuk keluarga di Garut, setor majikan, makan sehari-hari, dan sebisa mungkin nabung,” tuturnya.
Kang Yogi tinggal di daerah Cisoka. Sewa kontrakan. Sebulan sekali Ia sempatkan untuk pulang ke Garut. Berjumpa dengan keluarga tercinta.
Kue pancong buatan Kang Yogi mempunyai tekstur lembut dan empuk. Cocok dijadikan camilan saat santai. Atau sekadar mengganjal perut.
Tak jarang Kang Yogi harus berangkat lebih pagi. Lantaran kue yang Ia jual juga memang pas untuk dijadikan sarapan. Apalagi dinikmati dengan segelas teh atau secangkir kopi. Dengan taburan gula maupun parutan kelapa di atasnya.
Ayah satu anak ini menjelaskan cara pembuatan kue pancong. Pertama, siapkan bahan-bahannya, seperti tepung beras, kelapa parut, santan, dan garam.
Kedua, campur tepung beras dengan kelapa parut, aduk hingga rata. Kemudian masukan air santan sedikit demi sedikit, sampai tidak ada yang menggumpal.
Ketiga, masukan perlahan adonan kue pancong ke dalam cetakan yang sudah dipanaskan. Tutup beberapa menit. Tunggu hingga matang. Sampai di sini kue pancong sudah bisa dinikmati.
Baca Juga
- Andre Make Up, Dari Hobi Datangkan Rezeki
- Rumah Dea Berani Beda, Hadirkan Tren Baru: Usaha Cuci Helm dan Sepatu
Ketika ditanya penghasilannya, Kang Yogi menjawab tetap bersukur. Meski pendapatannya kini lebih minim semenjak adanya corona.
Dalam sehari, sebelum masa pandemi bisa menghabiskan 500 pancong. Untuk harga 500/pcs. Sedangkan untungnya sekitar 120 ribu.
“Tahun ini ketika ada corona, hanya menghabiskan 200-300 potong. Alhamdulillah setiap hari ada aja untungnya, walaupun hanya 70 sampai 80 ribu,” katanya.
Saat Vinus menanyakan apakah mendapat program bantuan pemerintah, Bantuan Langsung Tunai (BLT) terdampak Covid-19, Kang Yogi menjelaskan, tak pernah dapat bantuan apapun dari pemerintah.
“Tidak ada bantuan dari pemerintah, mungkin rezeki saya bukan di situ. Tidak apa-apa, yang penting masih diberi kesehatan untuk berjualan dan menafkahi keluarga,” pungkas Kang Yogi. |We