Oleh: Eko Supriatno*
NAMA Irjsad Djuwaeli cukup dikenal publik. Terutama di kalangan yang bersinggungan dengan Mathla’ul Anwar dan bekerja dengan isu-isu agama, pendidikan, demokrasi, mahasiswa, serta gerakan rakyat.
Sosok yang banyak dikenal aktivis sebagai Pak Irsjad, Kang Irsjad, Bang Irsjad, Pak Haji, Kang Haji, dan Kyai Irsjad memang mulia hatinya. Tentu dia jauh dari sempurna sebagai manusia. Namun, sangat luar biasa.
Banyak orang akan bersaksi bahwa Irjsad Djuwaeli adalah sosok yang solider terhadap teman, rendah hati, dan tinggi budi. Kepergiannya meninggalkan tempat yang sulit diisi orang lain karena Irjsad Djuwaeli memang sosok yang baik.
Baca Juga
- GEMA MA Harap Kapolri Baru Mampu Tegakkan Hukum di Tengah Pandemi
- Terkait Waste Trap Sungai Cirarab, Ini Tanggapan DLHK dan Banksasuci
Ada suatu peristiwa yang harus ditulis sebelum terlupakan dalam ingatan. Perjumpaan saya dengan sosok Irsjad Djuwaeli bisa dikatakan dimulai sejak aktif di biro Universitas Mathla’ul Anwar.
Sosok beliau saya kenal melalui pembicaraan para aktivis keagamaan, pers, mahasiswa yang kerap mampir ke kantornya. Penulis agak tersanjung, sering beberapa kesempatan pak Irsjad Djuwaeli meminta untuk membuatkan konsep pidato, kultum, ataupun sekadar sambutan, hingga proposal.
Kedatangan Irjsad Djuwaeli di kampus sudah kerap dijadikan titik temu para pimpinan Mathla’ul Anwar hingga aktivis karena memang selain humble, juga karena Ia membuka kantornya pada siapa saja yang datang.
Plus Irjsad Djuwaeli adalah sosok dermawan terhadap banyak aktivis yang terkadang ongkos pulang pun tidak ada. Jadi, soal gagasan, ide, nasehat, petuah, strategi, advokasi, hingga soal curhatan masyarakat. Termasuk soal makan siang dan ongkos pulang, selalu tiba dan selesai di meja kerja Irjsad Djuwaeli.
Penulis ingin orang tahu siapa Irjsad Djuwaeli. Ini kewajiban saya, menuliskan pengalaman sehingga semoga orang-orang lain bisa semakin mendalami ketokohan dan kemanusiaan Irjsad Djuwaeli yang telah teruji.
Sisi Lain Drs. H. M. Irsjad Djuwaeli, MM.
H. M. Irsjad Djuwaeli (lahir di Pandeglang, 12 Juli 1949; umur 72 tahun) adalah seorang pengusaha Nasional yang merupakan Ketua Majelis Amanah Pengurus Besar Mathla’ul Anwar Pusat, periode 2010 s/d sekarang. Ia pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI kurang lebih selama 15 Tahun. Diantaranya: masa Bakti 1992– 1997, dengan Pengangkatan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 241/M Tahun 1992, dan Pemberhentian Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 249/M Tahun 1997.
Anggota DPR RI Masa Bakti 1997–2002 dengan Pengangkatan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 250/M Tahun 1997, berakhir pada tahun 1999. Anggota DPR–RI masa bakti 1999–2004 dengan Pengangkatan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 24/M Tahun 2002. Dan Pemberhentian Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 132/M Tahun 2004, berakhir tahun 2004.
Anggota DPR RI masa bakti 2004–2009 dengan Pengangkatan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 137/M Tahun 2004. Dan Pemberhentian Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 29/P Tahun 2007, selesai/berakhir tahun 2007.
Dalam hal pendidikan, beliau menyelesaikan Pendidikan Sekolah Rakyat (SR), di Rangkasbitung, pada tahun 1961. Tahun 1961–1964 sekolah di Madrasah Pendidikan Guru Agama (PGA), Mathla’ul Anwar, Menes, Pandeglang, Banten. Dan pada tahun 1964–1967 “ngelmu” di Madrasah Aliyah, Mathla’ul Anwar, Menes, Pandeglang, Banten.
Pada tahun 1972–1977, Irjsad Djuwaeli memperoleh gelar Sarjana Sosial Politik, pada Jurusan Administrasi Negara, Fakultas Sosial Politik, Universitas Jayabaya, Jakarta (dengan Gelar Doktorandus/Drs). Pada tahun 2003–2005 beliau menyelesaikan Program Pascasarjana, Magister Manajemen, Jurusan Sumber Daya Manusia, di Universitas Jayabaya, Jakarta (dengan Gelar Magister Manajemen/MM).
Irjsad Djuwaeli juga “kaya” akan pengalaman dalam organisasi, selain memiliki reputasi dalam karir intelektual yang impresif, beliau memiliki pengaruh dan jaringan yang luas dengan berbagai pihak di sektor-sektor industri, cendekiawan, kalangan intelektual, dan pengambil kebijakan.
Dalam pengalaman organisasi, Irjsad Djuwaeli tercatat sabagai Pengurus Cabang Pelajar Islam Indonesia (PII) Pandeglang pada tahun 1963. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Mathla’ul Anwar (IPMA), periode 1965–1975. Pendiri dan Anggota Presedium Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) Pusat, periode 1966–1968. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Generasi Muda Islam (GEMUIS) tahun 1968–1973.
Sekretaris Jendral (Sekjen) Mathla’ul Anwar, periode 1975 s/d 1991. Ketua Umum Forum Keluarga Besar Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) Pusat, 1982–1985. Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar, periode 1991-2010.
Dalam hal “Sejarah Berdirinya Provinsi Banten”, Beliau adalah Ketua Umum Kelompok Kerja Pembentukan Provinsi Banten (POKJA) tahun 1999. Ketua Umum Lembaga Pemberdayaan Potensi Pembangunan Enam-Enam (LP3 ’66), periode 2000–2005. Ketua Badan Koordinasi Pembentukan Propinsi Banten (BAKOR) tahun 2000.
Politisi kawakan ini, sempat juga mencalonkan diri sebagai Gubernur Banten, dari Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), untuk masa bakti 2006–2011. Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Karya Peduli Bangsa (KPB), Ormas tahun 2000. Anggota Penasihat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, periode 2000–2010. Ketua Departemen Keagamaan DPP Partai Golkar, 2004–2009. Ketua Majelis Amanah Pengurus Besar Mathla’ul Anwar Pusat, Anggota Dewan Pertimbangan DPP Golkar, dan Wakil Ketua Penasehat Majelis Ulama Indonesia Pusat (MUI).
Selama berkecimpung di dunia usaha, H. M. Irsjad Djuwaeli juga aktif dalam kepengurusan sejumlah organisasi pengusaha dan berbagai pengalaman Pekerjaan: Pada tahun 1979–1982 sebagai Direktur Utama PT Sarana Hardipan, Jakarta. Pada tahun 1982–1984, beliau pernah menjadi Direktur Utama PT Teratai Intan Sari, Jakarta. Pada tahun 1985–2004, beliau adalah Komisaris PT Noble Star, Jakarta. Tahun 1990–1998 sebagai Direktur Utama PT Grahabina Sentosa, Jakarta.
Pada tahun 1992–1996, beliau adalah Komisaris PT Kayu Mas Group, Jakarta. Pada tahun 1994– 2003 Direktur Utama PT Mega Delta Fontana, Jakarta. Dan pada tahun 1994–2005, Ia menjabat Direktur Utama PT Grahabina Bentonit Utama, Jakarta.
Begitupun dengan penghargaan dan prestasi khusus beliau, diantaranya: Piagam Penataran Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), Jakarta, 31 Januari 1987. Piagam Penghargaan dalam rangka Mensukseskan Pemilihan Umum 23 April 1987, Jakarta, 5 Mei 1987. Diklat Juru Kampanye Tingkat Pusat, Sertifikat Dewan Pimpinan Pusat, Cipayung–Bogor, 13 Desember 1996. Sarasehan Pembekalan Calon Anggota DPR-RI Periode 1997–2002, Angkatan III, BP-7 Pusat, di Istana Bogor, 31 Agustus 1997.
Selain itu, Piagam Penghargaan sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, periode 1992–1997, DPR RI, Jakarta, 30 September 1997. Piagam Penghargaan sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 1997–1999, DPR RI, Jakarta, 30 September 1999. Piagam Penghargaan sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 1999–2004, DPR RI, Jakarta, 30 September 2004. Piagam Penghargaan sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2004–2009, DPR RI, Jakarta, 30 September 2009.
Beliau juga menulis beberapa publikasi, ada banyak karya yang dihasilkan, diantaranya pembuatan buku, judul buku yang pernah dibuat beliau, diantaranya: Membawa Mathla’ul Anwar ke Abad XXI, diterbitkan oleh PB Mathla’ul Anwar, Jakarta pada Juni, 1996. Dan buku berjudul Pembaruan kembali Pendidikan Islam, diterbitkan oleh Yayasan Karsa Utama Mandiri dan Pengurus Besar Mathla’ul Anwar, Jakarta pada Agustus, 1998.
Irsjad Djuwaeli dan Mathla’ul Anwar
Sebelum menjabat DPR RI, Irsjad Djuwaeli adalah trade marknya Mathla’ul Anwar. Sebutan itu bukan tidak beralasan. Pasalnya, selama berpuluh-puluh tahun (1963-sekarang) Ia dipercaya, berorganisasi bahkan memimpin induk organisasi keagamaan itu. Seiring dengan itu pula namanya kian dikenal sebagai salah seorang tokoh Banten terkemuka.
Irsjad Djuwaeli boleh berbangga dengan penobatan dirinya sebagai orang berpengaruh di Mathla’ul Anwar. Tapi, yang menjadi kebanggaan itu sejatinya bukanlah semata-mata terletak dari besarnya historis yang dimiliki. Melainkan, lebih kepada prestasi atau karya nyata dalam membangun serta memajukan ke-Mathla’ul Anwar-an.
Sebab, dengan begitu, berarti ia dan para sahabatnya telah menunjukkan peran yang cukup besar dalam memajukan roda dinamisasi ke- Mathla’ul Anwar-an, khususnya dalam dakwah ataupun dunia pendidikan.
Kalaulah kebanggaan itu hanya karena banyaknya historis yang dimiliki, barangkali, seorang “pemalas-lah dan anak manja” yang paling pantas merasakan kebanggaan tersebut. Pasalnya, Ia memang hanya memikirkan dirinya. Dia, bagai benalu yang sama sekali tidak memberi manfaat. Malah, menimbulkan mudharat.
Sungguh, tidak ada yang salah menjadi orang yang berpengaruh selama ditempuh dengan cara-cara yang elegan. Apalagi, kedudukan menjadi orang yang berpengaruh itu tercapai melalui upaya yang profesional, serta berdampak pada manfaat yang bisa dirasakan orang banyak. Bukan malah sebaliknya.
Selama menduduki memimpin induk organisasi keagamaan itu, Irsjad Djuwaeli telah berhasil menjadikan Mathla’ul Anwar sebagai organisasi yang sangat penting dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah. Lebih dari itu, Mathla’ul Anwar pun telah menunjukan kontribusi dan partisifasi konkret dan langsung menyentuh masyarakat misalnya, dalam hal pengembangan kampus Mathla’ul Anwar, Mathla’ul Anwar mencoba menggandeng pemerintah dalam pengembangan tersebut.
Reputasi Irsjad Djuwaeli sebagai bos besar Mathla’ul Anwar yang cukup sukses, kiranya menjadi pertimbangan PBMA untuk mengangkatnya sebagai Plt. Rektor UNMA, hingga kini menjadi Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) UNMA Banten.
Irsjad Djuwaeli telah mengungkapkan berbagai langkah “jitu” yang harus dilakukan civitas akademika dengan cepat. Tujuannya, menurut beliau, agar dunia kampus sebagai penopang pendidikan di Banten ini bisa tumbuh dengan baik.
Beliau mengaku merasa terpanggil untuk menjalankan amanat yang mulia itu. Oleh karena itu, Ia mengharapkan dukungan dan doa restu dari segenap Keluarga Besar Mathla’ul Anwar. Bekerjalah membangun Mathla’ul Anwar kearah yang lebih baik.
Irsjad Djuwaeli selalu mencoba memberikan waktu dan pikirannya dengan serius dalam forum-forum keagamaan. Bahkan, ada yang pernah komentar Irsjad Djuwaeli kelihatannya lebih memberikan waktu dan energinya kepada organisasi dibandingkan situasi keluarganya.
Irsjad Djuwaeli manusia penuh warna kebaikan walau acap kali pakaian yang dikenakannya selalu Mathla’ul Anwar.
Irjsad Djuwaeli yang lembut perangainya namun berkomitmen baja untuk Banten hingga Indonesia yang lebih baik, lebih pro rakyat, lebih demokratis, dan bukan sekadar tempelan, telah bersolidaritas pada diri sahabat, keluarga, dan teman-temannya.
Irsjad Djuwaeli sudah meninggalkan kita, banyak yang telah ditorehkan, banyak yang bisa kita ambil sebagai teladan, namun regenerasi harus tetap berjalan.
Semoga lahir pemikir-pemikir yang sama untuk menguatkan cita-cita Almarhum, Semoga gagasan, ide-ide, ikhtiar, Irsjad Djuwaeli tetap hidup dan mengalirkan pahala.
Irsjad Djuwaeli, sudah waktunya Anda istirahat dan berjumpa Sang Khalik. Izinkan kami meneruskan cita-citamu.
Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun. Kullu nafsin dzaiqotul maut.
Selamat jalan Pak Irsjad Djuwaeli. Terima kasih untuk segala pencerahannya nan teruji. Semoga amal ibadahnya diterima dan mendapatkan tempat yang indah di sisi Allah Swt., serta keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan. Aamiin.
*Penulis adalah Dosen Universitas Mathla’ul Anwar Banten, aktif di Komunitas Satu Hati Melangkah (Sahalang).