spot_img
spot_img

Terkait Waste Trap Sungai Cirarab, Ini Tanggapan DLHK dan Banksasuci

Foto: Ketua Banksasuci Foundation, Ade Yunus (kiri) dan Kepala DLKH Kabupaten Tangerang, Achmad Taufik (kanan) (Google/Istimewa).

TANGERANG | Menanggapi pemberitaan terakit persoalan Sungai Cirarab, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang dan Banksasuci Foundation angkat bicara.

Pasalnya, penggunaan waste trap untuk Sungai Cirarab dinilai Forum Aksi Mahasiswa (FAM) kurang tepat. Lantaran persoalannya bukan sampah, melainkan limbah.

Kepada Vinus, Kepala DLHK Achmad Taufik mengatakan, tidak ada masalah besar yang bisa diselesaikan dengan instan. Menurutnya, Apa yang dilakukan Banksasuci merupakan pemikiran positif.

Baca Juga

Selain itu, Ia mengatakan, sampah atau limbah merupakan salah satu persoalan yang kerap dihadapi oleh kota-kota besar seperti Kabupaten Tangerang dan atau Tangerang Raya.

Nah Banksasuci memberikan salah satu bentuk kegiatan yang kami anggap positif dan layak untuk didukung,” ujarnya saat diwawancara melalui pesan WhatsApp, pada Selasa, (05/01).

Lebih lanjut, Taufik menilai, dari banyak cara atau teori penanganan sampah atau limbah, tidak bisa lagi jika hanya berwacana tanpa ada bukti konkret. Kalaupun ada yang kurang bisa diperbaiki.

“Jangan pula membandingkan kabupaten atau kota besar yang mempunyai masalah kompleks dengan kabupaten yang biasa-biasa saja. Mudah-mudahan perlahan akan ada solusi persoalan polusi ini,” pungkas Taufik.

Foto: Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar didampingi Kepala DLHK dan Banksasuci saat meresmikan waste trap Sungai Cirarab (Google/Istimewa).

Sementara itu, Ketua Banksasuci Foundation Ade Yunus mengatakan, kegiatan tersebut bukan merupakan program inisiasi Pemda dan tidak dibiayai APBD. Menurutnya, program itu murni dari pihak Bankasuci.

“Produksi waste trap Sungai Cirarab murni dilakukan oleh Banksasuci secara mandiri. Sekali lagi tidak dibiayai APBD dan murni inisiatif Banksasuci,” ungkap Ade dalam rilisnya pada Rabu, (06/01).

Masih menurut Ade, kehadiran kepala daerah beserta jajaran pada kegiatan peresmian itu sifatnya sebagai tamu undangan, tidak lebih.

Selain itu, terkait argumen bahwa persoalan Sungai Cirarab adalah limbah industri, pihaknya sepakat. Namun demikian, menurutnya, sampah juga memberi kontribusi besar terhadap persoalan yang ada.

“Terbukti dari waste trap yang kami bentangkan lebih kurang 1,7 Ton sampah telah terjaring,” ungkapnya.

Lanjut Ade, Banksasuci Foundation terlahir dari Yayasan Peduli Lingkungan Hidup telah melakukan beberapa program aksi terkait dengan persoalan Sungai Cirarab yaitu:

Pertama, tahun 2003-2004, pihaknya telah memproduksi video dokumenter pencemaran Sungai Cirarab, dan hasilnya telah disampaikan kepada Kementerian Lingkungan Hidup.

Kedua, pada tahun 2006 juga telah melakukan advokasi melalui media massa. Ketiga, pihaknya juga telah melakukan patroli ekspedisi Sungai Cirarab pada tahun 2007.

Foto: Logo Banksasuci Foundation (Google/Istimewa).

“Hasilnya ada sekitar 13 perusahaan yang kami duga melakukan pencemaran, dan telah kami sampaikan juga pengaduannya kepada KLH,” sambungnya.

Banksasuci Foundation lanjut Ade, mengawali aksinya dengan mendirikan Bank Sampah dan Waste Trap untuk menjadikan Sungai Cirarab bersih dari sampah dan limbah.

“Dengan cita-cita besar ini, tentunya kami berharap kerja sama seluruh stakeholders untuk terlibat dalam program yang kita canangkan,” harap Ade.

Diberitakan sebelumnya, Forum Aksi Mahasiswa (FAM) Tangerang menilai peresmian waste trap oleh bupati dan Banksasuci kurang tepat. Sebab persoalan Sungai Cirarab bukan pada sampah, melainkan limbah. |HR

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart