
Oleh: Luthifa Fauzia*
PERNAKAH berpikir bahwa anak yang dititipkan Tuhan Maha Esa tidak memiliki intelegensi di atas rata-rata? Akibat pikiran tersebut, kita membandingkannya dengan anak orang lain.
Jika hal itu pernah terjadi, artinya, sebagai orangtua, kita belum mampu memahami keunikan dan kecerdasan yang dimiliki setiap anak.
Yuk! mari kenali ragam kecerdasan yang dimiliki anak sejak dini. Agar setiap ayah dan bunda tidak salah dalam mengartikan sebuah kecerdasan yang sesungguhnya. Selain itu, juga dapat lebih menyadari setiap kecerdasan yang dimiliki anak satu dengan anak lainnya tentu berbeda dan tak akan sama.
Baca Juga
- IPNU, Laboratorium Kepemimpinan Kaum Pelajar
- Isbandi Ardiwinata Ditunjuk Sebagai Plt Direktur Utama BUMD Serang Berkah Mandiri
Kita bisa lebih fokus mengenal karakteristik anak sejak dini. Tujuannya, agar kelak mereka menjadi generasi unggul.
Menurut Howard Gardner, pakar psikologi dari Amerika Serikat mengatakan, kecerdasan seorang anak mencakup berbagai aspek dalam kehidupan. Terdapat sembilan kecerdasan yang dimiliki anak, yaitu: Kecerdasan linguistik, logika-matematika, spasial- visual, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan spritual.
Dengan mengetahui diantara kecerdasan-kecerdasan tersebut, sebagai orang tua hendaknya kita dapat memahami kecerdasan yang lebih dominan dalam diri anak.
Keunikan anak tentunya disesuaikan dengan potensi bakat yang telah menjadi anugrah dari Sang Kuasa. Kecerdasan anak tidak selalu berhubungan dengan nalar kognif saja. Bisa juga dalam bidang seni, fisikis, motorik, spiritual, atau sosial emosional.
Contoh yang sering kita ketahui, terdapat seorang anak yang tidak pandai dalam kecerdasan logika-matematika, bukan berarti Ia tidak cerdas dengan bidang lainnya. Sehingga orang tua tidak berhak mengklaim bahwa anak ini tidak memiliki kecerdasan yang baik.
Karena hal itu akan mempengaruhi rasa percaya diri anak dalam meningkatkan kecerdasan yang dimilikinya. Boleh jadi anak tersebut tidak cerdas dalam hal berhitung, tetapi Ia cerdas dalam hal linguistik.
Kecerdasan linguistik melibatkan kemampuan berbahasa. Diantaranya membaca, menulis, dan berbicara. Sehingga Ia mampu berbahasa dengan baik. Berbicara dengan rangkaian kata yang tepat serta mudah dipahamai.

Terkadang orang tua lupa untuk mengajak anak dialog bersama dengan kasih sayang serta menelaah kebiasaan dan minat anak. Hal ini bertujuan untuk dapat mengetahui kecerdasan yang dominan dalam diri anak.
Anak adalah amanah yang akan dipertangungjawabkan oleh orang tua. Dengan demikian, peran dan fungsi orang tua perlu dipahami dalam menjaga amanah.
Berdasarkan data kasus kekerasan anak yang dicatat oleh kementrian PPPA terakhir ditahun 2020, terdapat 3.296 anak perempuan dan 1.319 anak laki-laki. Data tersebut memiliki ragam kasus yang terjadi.
Perlu kita pahami, ketika cinta kasih dan keharmonisan dalam keluarga terbangun dengan baik, tentu akan memimalisir terjadinya kekerasan pada anak.
Ayah dan bunda perlu mengenali kecerdasan yang dimiliki anak dan mendukung perkembangannya secara optimal. Untuk menciptakan generasi unggul perlu kesadarsan secara kolektif dalam merevitalisasi pendidikan sejak usai dini.
Pentingnya pendidikan anak usia dini untuk mendukung pemberian stimulus tumbuh kembang anak secara terstruktur dan sistematis. Agar terciptanya pondasi diri anak yang memiliki mental kuat dan berkarakter.
*Penulis adalah mahasiswi semester 4 Prodi PIAUD STIT Islamic Village.