
DAUN saga atau lebih dikenal saga tungteng, dipercaya sebagian masyarakat memiliki banyak manfaat. Namun, tidak sedikit pula yang belum mengetahui kasiat tanaman ini.
Daun saga sering kali tidak disadari keberadaannya. Bahkan dianggap tanaman liar. Lantaran daun jenis ini mudah ditemukan, karena hampir ada di setiap pekarangan rumah. Mudah tumbuh di daerah tropis.
Daun dengan nama latin abrus precatorius ini mempunyai ukuran kecil, bersirip ganjil, dan memiliki rasa agak manis. Dipercaya sebagai obat tradisional.
Baca Juga
- Jika Temu Karya Tetap Dilaksanakan, Pengurus Lama Akan Bawa ke Jalur Hukum
- Stop Sebarkan Konten Korban Sriwijaya Air
Tidak hanya populer sebagai obat herbal di Indonesia, daun saga juga digunakan di Brazil, Afghanistan, Kamboja, India, Afrika, dan banyak negara lainnya.
Hasil penelitian Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, menemukan beberapa kandungan daun saga. Di antaranya protein, kalsium, vitamin C, A, B1, dan B6. Juga terdapat senyawa oksalat, flisirizinat, glisin, pentosa, dan polygalacturomic acid.
Selain itu, pada daun saga ditemukan senyawa saponin, flavonoid, dan sejumlah kandungan kimia seperti isoorientin, luteolin, abrussaponin I, II, abruquinone D, E, F, dan L-Abrine, serta precatorin I, II, III.
Secara tradisional, daun saga dipercaya sebagai obat alternatif sejak lama. Masyarakat umum meyakini daun saga dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Salah satu kasiat daun saga yaitu sebagai obat seriawan dan panas dalam. Penggunaannya dengan cara dikunyah. Atau bisa juga diminum. Dengan cara merebus daunnya, seperti membuat teh.
Air rebusan daun saga juga dipercaya untuk meredakan batuk dan mengobati sakit tenggorokan. Lantaran memiliki rasa manis, sehingga menimbulkan rasa nyaman di tenggorokan.
Tak hanya itu, manfaat daun saga yang kaya dengan senyawa aktifnya sangat baik untuk meningkatkan imunitas tubuh, mengobatii sakit mata, dan mampu mengatasi gigitan serangga atau pun ular.
Di negara lain, manfaat daun saga juga dikenal sebagai salah satu bahan dalam pengobatan tradisional. Di Semenanjung Malaya, bubur dari daun saga digunakan untuk mengobati luka luar dengan cara dibalurkan ke luka tersebut.

Di Filipina, air daun saga digunakan untuk memandikan bayi yang baru dilahirkan. Di Tiongkok, juga dipercaya bisa meringankan demam dan sakit kepala.
Dilansir dari SehatQ, meskipun memiliki segudang manfaat, tetapi belum ada bukti ilmiah menyatakan daun saga ini bisa menggantikan fungsi obat-obatan yang diresepkan dokter.
Keamanan dan efek samping pemakaian daun saga untuk obat tradisional juga belum banyak diketahui. Oleh karena itu, jika memiliki masalah kesehatan yang disebutkan di atas, berkonsultasilah dengan dokter. |We