spot_img

Buku, India, dan Dampak Terhadap Negara Berkembang

Penulis: Abdul Haris*

SALAH satu resolusi tahun ini menambah daftar buku baru. Membaca untuk mengisi hari kosong dan waktu senggang di rumah.

Sebab, isi otak memerlukan asupan anyar selain dari serangan sosial media yang cukup masif. Salah satu destinasi yang paling baik ialah membaca. Agar saraf-saraf otak kembali meremaja.

Bukan tidak mungkin, alasan membaca lebih banyak itu untuk upgrade pengetahuan. Supaya tidak terjerembab dalam kebodohan sehingga tidak tergerus zaman.

Sejarah membuktikan, jika melihat negara-negara hebat sekarang, baik yang sedang maju atau berkembang, penduduknya begitu hobi membaca. Dan, tentu akses mendapatkan buku-buku sangat mudah.

Baca Juga

Kita ambil contoh negara India. Di sana rata-rata buku hanya 40 ribuan dan sangat mudah ditemukan. Pemerintahnya peduli dalam mengatur regulasi.

Beranjak ke Amerika. Banyak sekali CEO perusahaan besar berasal dari India. Sundar Pichai, diangkat menjadi CEO Alphabet dan Google sebelum disusul Larry Page.

Ada juga Satya Nadella, CEO Microsoft, disusul Bill Gates. Yang tak kalah menariknya Parag Agrawal, dia saat ini CEO Twitter. Sejak 2021. Dan masih banyak lagi CEO berasal dari India yang memimpin perusahaan besar dunia. Atas fenomena yang luar biasa itu, hingga Bill Gates mengakuinya.

Di Indonesia sendiri, jika kita perhatikan, sangat mudah mendapatkan warga India yang mengerjakan project-project besar. Diperusahaan terkemuka pula. Di perusahaan tempat penulis bekerja misalnya, yang menghandle project besar orang India. Utamanya dalam project sistem coding berbasis web dan programmer. 

Warga India juga ada yang mendapatkan penghargaan sebagai programmer termuda, yaitu berkisar usia 8-12 tahun. Ajaib luar biasa. Disamping kepintaran mereka dibarengi dengan sikap yang super pede.

Apabila ditantang mengerjakan project besar, mereka tidak pernah menolak lantaran karena belum tahu caranya. Sebab cara berpikir mereka bisa atau tidak urusan belakangan.

Berdasarkan data survey yang dihimpun pada tahun 2020, di Amerika hampir 80% imigran India adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi hingga master. Dan mereka rata-rata mahir berbahasa Unggris dengan aksen yang cukup bagus dan khas.

Indonesia seharusnya bisa seperti mereka. Sebab bangsa kita telah dilahirkan oleh tokoh-tokoh hebat. Mereka mahir menulis, rajin pembaca. Bahkan Bung Hatta pernah menyampaikan, rela di penjara asal bersama buku.

Artinya, buku menjadi kendaraan penting bagi akal dan pikiran dalam membuka jendela dunia.

Ditulis oleh: Abdul Haris. Pengurus HMI Badko Jabodetabeka-Banten.

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img

BERITA TERKAIT

Bahlil dan Polemik Gas Melon

Politik Matahari Kembar

Mengakhiri Feodalisme Birokrasi

Krisis Keteladanan Pejabat Negara

Jokowi di Persimpangan: Golkar atau Gerindra?

IKLAN

spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart