
Oleh: Abdul Haris*
ORGANISASI kemahasiswaan begitu diminati banyak aktivis. Kehadirannya kerap kali menjadi bagian tidak terpisahkan dalam proses mengasah kemampuan diri.
Tidak hanya itu, kehadiran organisasi juga bisa menjadi peluang bagi mahasiswa untuk mengenal satu sama lain, mendalami kemampuan intelektual, dialektika, dan retorika. Tentu disertai dengan praktik-praktik nyata.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) misalnya. Hal demikian sudah menjadi lumrah. Terbukti dengan banyak alumni yang menjadi pemimpin negeri ini. Baik pusat maupun daerah. Mereka dulu belajar bersama di himpunan yang punya slogan Yakusa ini.
Baca Juga
- Peduli Banjir, Paguyuban Agen BRI Link Salurkan Bantuan di 3 Kecamatan
- Dukung Raperda Kebudayaan, Perkumpuan Seni Budaya Datangi DPRD Pandeglang
Di Kabupaten Tangerang, HMI sudah lama hadir. Eksis sebagai wadah berhimpun para mahasiswa. Keberadaannya cukup mewarnai. Baik memberi kritik maupun saran. Juga aksi sosial dan akademik.
Ada beberapa hal yang ingin penulis paparkan melalui percikan tinta hitam ini. Terutama mengenai keberadaan HMI Kabupaten Tangerang.
Pertama, HMI Kabupaten Tangerang sampai saat ini belum terbentuk. Dua komisariat di Kabupaten Tangerang: Tigaraksa dan STIE PPI masuk komisariat Jakarta Barat.
Kedua, Urgensi HMI Kabupaten Tangerang sangat mendesak. Banyak kader dan perkaderan yang kurang efektif karena ketiadaan induk utama: Cabang.
Kehadiran Cabang Kabupaten Tangerang bisa memacu kemandirian dalam berorganisasi. Tidak menggantungkan harapan kepada sentralisasi yang tidak produktif.
Ketiga, secara konstitusi, HMI Kabupaten Tangerang telah memenuhi syarat formal. Dalam ART HMI pasal 31 point 7, tertulis bahwa untuk pemekaran cabang persiapan suatu daerah kota/kabupaten tertentu minimal tiga komisariat atau anggota biasa yang berjumlah sekitar 150.

HMI Kabupaten Tangerang telah memenuhi kriteria syarat tersebut. Sampai hari ini, anggota HMI telah lebih dari yang ditetapkan, sehingga untuk mendirikan cabang persiapan sudah sangat layak.
Dari segi coverage area, HMI Kabupaten Tangerang sangat mendukung untuk pendirian cabang persiapan sendiri. Terbukti dengan area kabupaten/kota yang berbeda jauh dengan Jakarta Barat.
Dalam AD/ART HMI termaktub, pendirian cabang HMI bisa dilakukan di masing-masing kota atau kabupaten jika telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Dan itu sudah terpenuhi semua.
Ini kesempatan besar bagi HMI Kabupaten Tangerang untuk membuat sejarah. Pasalnya, keberadaan cabang menjadi kebanggaan sendiri bagi kader HMI di Kabupaten Tangerang.
Dengan begitu, kekuatan untuk mapping perekrutan lebih meyakinkan calon-calon kader HMI. Mengingat kecendrungan mahasiswa yang saat ini lebih menekankan unsur primordialisme.

Di sisi lain, idealnya di suatu kota atau kabupaten, cabang HMI harus hadir lebih dulu daripada Korps Alumni HMI (KAHMI). Namun, lain halnya dengan HMI Kabupaten Tangerang, malah sebaliknya.
Hal ini menjadi banyak pertanyaan para kader, mengapa KAHMI Kabupaten Tangerang sudah lama terbentuk, sedangkan HMI-nya sendiri belum juga pemekaran?
Oleh karenanya, ini salah satu alasan mengapa kader HMI Kabupaten Tangerang begitu bersemangat untuk mendirikan cabang persiapan. Karena latar belakang yang sangat logis dan yuridis.
Terakhir, dengan semangat juang kader di dua komisariat yang sudah terbentuk ini akan semakin menguatkan untuk terus membentuk komisariat lain. Di bawah naungan cabang Kabupaten Tangerang.
Argumentasi di atas merupakan alasan dasar mengapa kader Tangerang harus mengajukan cabang persiapan pada Kongres PB HMI ke XXXI di Surabaya mendatang. Tinggal bagaimana keseriusan semua.
*Penulis adalah kader HMI Komisariat Tigaraksa Cabang Jakarta Barat.