TANGERANG | Para penjual daging di sejumlah pasar tradisional di wilayah Kabupaten Tangerang melakukan aksi mogok dagang. Penyebabnya, harga daging mengalami kenaikan sejak awal tahun.
Saat diwawancara, Roni, salah satu pedagang daging di Pasar Cikupa mengatakan, aksi mogok dagang ini kompak dilakukan di seluruh Jabodetabek. Mereka menuntut harga daging diturunkan.
“Sekarang ini, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) menentukan harga daging sapi 98 ribu per kilo, itu pun masih tercampur dengan tulang, lemak, termasuk jeroan,” ujarnya pada Jumat, (22/01).
Baca Juga
- Diduga Korsleting Listrik, Rumah di Tapos Hangus Dilalap Api
- Mereka yang Terancam Penjara Gara-Gara Benih Lobster, Dari Penguasa Sampai Rakyat Biasa
Lebih lanjut, Roni mengaku, jika daging murni tanpa campuran tetap dijual dengan harga normal 110 ribu per kilo, para pedagang tidak balik modal.
Menurutnya, kalau pun para pedagang terpaksa mengambil dari Bulog, dikhawatirkan masyarakat tidak mau membeli. Karena menurut Roni, daging yang sudah dibekukan kurang begitu diminati.
“Masyarakat, terutama mereka yang membeli daging untuk dijual kembali sebagai bahan kuliner, lebih menyukai daging lokal yang baru saja dipotong,” sambungnya.
Sementara itu, saat Anggota Komisi VI DPR RI Ananta Wahana melakukan sidak ke Pasar Cikupa, tak satu pun penjual daging sapi yang buka.
“Kita akan berkomunikasi dengan pihak Bulog agar turun ke pasar, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di masyarakat,” kata Ananta.
Terkait kurangnya minat masyarakat terhadap daging Bulog, politisi PDI Perjuangan ini menyebut, sebagai filter pangan, Bulog masih bermasalah dan perlu dibenahi.
Sekadar informasi, aksi mogok dagang penjualan daging sapi di sejumlah pasar lantaran ada kenaikan harga dari RPH. Hal ini berdampak pada kenaikan harga daging sapi di tingkat pedagang. |We