
TANGERANG | Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional 2021, Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Tangerang Utara (HIMAPUTRA) memberi catatan khusus untuk Pemkab Tangerang.
Pihaknya menilai, tidak ada kado spesial pada peringatan Hari Tani Nasional tahun ini. Pemkab belum mampu menjadi harapan, hususnya bagi petani Tangerang bagian utara.
Kepada Vinus, Wakil Ketua HIMAPUTRA Herdiansyah mengatakan, sejak tahun lalu pihaknya tetap konsisten membawa keluh kesah petani Tangerang Utara ke meja penguasa.
Baca Juga
- Babak Akhir Heboh Kerajaan Angling Darma, Juru Bicara Baginda: Dari Awal Kami Tidak Mengatakan Kerajaan
- Pandemi Sudah Melandai, Aktivis Tangerang Pertanyakan Urgensi Pembentukan Relawan Covid-19
Masih kata Herdi, sapaan akrabnya, mulai dari Kepala Dinas Pertanian, BUMD Pangan, hingga Bupati Tangerang.
“Sampai hari ini, belum menemui hasil signifikan bagi perubahan kesejahteraan para petani,” ujarnya pada Jumat, (24/09).
Dia menyampaikan, pada Hari Tani Nasional tahun ini, tuntutan mereka masih sama, seperti beli gabah dan beras petani lokal dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Permendag.
Selain itu, sambungnya, realisasikan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Petani Kabupaten Tangerang, dan maksimalkan peran gudang pangan Kabupaten Tangerang.

“Rupanya tidak ada itikat baik dari Pemda, berbagai macam program hanya sebatas pencitraan untuk meraih elektabilitas. Tidak ada langkah konkret dan solutif,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Herdi menuturkan, minimnya perlindungan yang diberikan, menjadikan petani Tangerang bagian utara masih tetap tidak sejahtera secara ekonomi.
Ditambah lagi dengan alih fungsi lahan dan terbitnya tata ruang wilayah terbaru, membuat ruang gerak petani semakin sempit. Maka jangan tuntut petani kreatif di lahan yang tidak produktif.
Tidak hanya itu, kata Herdi, gudang pangan atau BUMD Kabupaten Tangerang yang merupakan harapan petani untuk menjual hasil panennya, justru tidak punya peran sama sekali.
“Angan-angan memiliki produk beras lokal hanya kampanye menggugurkan program unggulan berjudul MANTAP, wacana sejahterakan petani hanya jadi janji yang diumbar kala dikritisi,” tutup Herdi. |We