Oleh: Teti Surtikah*
25 November 2021, Indonesia kembali memperingati Hari Guru Nasional (HGN). Momentum sakral ini selalu kita rayakan bersama oleh setiap para Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Dengan begitu, HGN bukan hanya ajang kegiatan seremonial semata. Kita semua harus menyikapinya dengan merefleksikan bahwa guru merupakan ujung tombak dan ujung tembok dari pondasi pendidikan Indonesia.
Bagaimana jadinya dunia tanpa adanya guru. Mungkin, ibarat tanah gersang, tumbuhan menjadi kering karena tiada siraman air. Demikian perumpaannya.
Di lingkungan penulis, peringatan Hari Guru Nasional tahun ini merefleksikannya dengan mengajak para pendidik dan tenaga kependidikan melaksanakan kegiatan saling berbagi terhadap warga sekitar, pondok pesantren, dan panti asuhan.
Baca Juga
Tujuan dari kegiatan itu merupakan refleksi kita sebagai para pendidik harus selalu mampu menjadi role model terhadap perkembangan zaman yang sudah berkembang pesat. Sehingga, para murid kita bisa meniruhal-hal sederhana yang berdampak luas sejak di Sekolah Dasar.
Sebeb, diantara tugas seorang guru ialah merubah, menjunjung tinggi nilai norma kemanusiaan, dan menjadi role model. Karena merubah akhlak dan moral para murid bagi seorang guru merupakan tugas yang sagat berat. Namun, jka itu berhasil akan menjadi kebahagiaan tersendiri.
Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.
Karena sejatinya, dalam struktur sosial Indonesia modern, guru menempati posisi penting di masyarakat, sehingga berkembang jargon, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
Begitu pentingnya seorang guru, sehingga sejak tahun 1994, setiap 25 November Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Publik begitu peduli dengan berbagai cara.
Penulis ingin mengajak kepada seluruh elemen pendidik maupun tenaga kependidikan di Indonesia, agar memberikan bekal pengetahuan yang lebih modern dan menerapkan strategi pembelajaran di ruang kelas yang relevan dengan perkembangan zaman yang pesat.
Hal ini sebagai manifestasi peserta didik yang unggul dalam segi pedagogik, maupun soft skill. Agar dapat mampu menghadapi tantangan perkembangan zaman dimasa yang akan datang.
Selain itu, yang tak kalah penting ialah untuk menghadirkan generasi emas Indonesia pada tahun 2045 nanti.
Hidup Guru Indonesia!
Hidup Pendidikan Indonesia!
*Penulis merupakan Kepala SDN Jatinegara Kaum 14.
