TANGERANG | Tidak sedikit orang yang menggebu-gebu ingin jadi pemimpin di negeri ini. Tapi tidak semua pemimpin memiliki niat tulus ingin meraih pahala dan keberkahan sepanjang kepemimpinannya.
Berbeda halnya dengan M Taufik Aliudin, Kepala Desa (Kades) Parahu, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang. “Waktu nyalon Kades tahun 2019, niat saya ingin mencari ladang pahala,” ujarnya, Kamis (19/03).
Sosok Kades yang tidak pernah alergi terhadap kritik itu memberi contoh, selalu datang atau hadir jika warganya membutuhkan dirinya dalam berbagai keadaan dan situasi apa pun.
Sebut saja misalnya, Aliudin selalu menyempatkan diri mengunjungi warganya atau memenuhi undangan berbagai acara yang digagas warga, seperti acara tahlilan dan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI).
Demikian juga ketika ada pembangunan jalan di wilayahnya, Aliudin selalu datang tepat waktu ke lokasi untuk mengawasi, mengontrol, dan bahkan membantu jalannya pembangunan tersebut.
“Itu saya lakukan sebagai upaya untuk mencari ladang pahala dan keberkahan sebagai pemimpin desa. Sebagai umat yang taat kepada perintah agama, saya harus menebar kebaikan,” ungkapnya kepada vinus.id
Pria yang empat kali nyalon Kades dan tiga kali gagal ini, mengaku kesempatannya sebagai Kades saat ini akan dimanfaatkan untuk mensejahterakan masyarakat Desa Parahu.
“Saya tiga kali gagal nyalon Kades, tapi saya nyalon lagi dan keempat kalinya alhamdulillah dipilih masyarakat. Kenapa saya nyalon Kades sampai empat kali, karena saya punya niat ingin mensejahterakan masyarakat. Saya yakin bisa,” ujarnya.
Langkah-langkah yang dilakukan Aliudin dalam kepemimpinanya, diantaranya mendengarkan suara atau pendapat masyarakat. Hal itu dalam upaya menggali apa aspirasi masyarakat yang sebenarnya.
Selain itu juga, ia selalu berusaha memberikan arahan pada masyarakat tentang pentingnya kebersamaan dan kekompakan sebagai modal untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat.
Namun diakuinya, memang tidak mudah menjadi pemimpin itu, karena kebijakan-kebijakan seorang pemimpin belum tentu diterima semua pihak dan belum tentu juga memuaskan semua warga.
“Kuncinya agar kepemimpinan itu berjalan dengan baik, maka seorang pemimpin harus mendengarkan suara masyarakat, menerima kritik atau saran dan harus bisa menyelami karakter masyarakatnya,” tuturnya.
Kepemimpinan Aliudin yang berwibawa, bijaksana, selalu mengayomi masyarakatnya dan tidak selalu turun ke masyarakat, diakui betul warganya sendiri yang mengaku bernama Yudi (40).
“Sosok Pak Aliudin patut diapresisasi. Selama beliau menjabat Kades Parahu selalu hadir saat warganya membutuhkan, seperti acara PHBI dan pembangunan jalan komblok di Taman Balaraja,” ujarnya.
Selain itu, menurut Yudi, Aliudin sosok pemimpin santun, sopan, sederhana dan berwibawa. Ia juga terbuka dan tidak membeda-bedakan dalam melayani masyarakatnya.|ary/bud