TANGERANG | Kecintaan terhadap anak kecil dan dunia dongeng membawa Kak Irma menjadi seorang Ventrilokuis, atau pendongeng boneka dengan suara perut.
Kak Irma kerap menarik perhatian anak-anak. Pasalnya, mendongeng dengan menggunakan media boneka tangan, ia seolah mampu “menghipnotis” anak-anak menjadi ceria dalam belajar.
Saat berbincang dengan Vinus, Kak Irma bercerita, ketertarikannya pada anak kecil ditambah senang dengan dunia seni, membuat dirinya mengasah bakat mendongeng.
Baca Juga
- Tubagus Falak, Ulama Kelahiran Banten yang Layak Jadi Pahlawan Nasional
- Satu Jam Bersama Ahmad Syaikhu, Bincang Seputar Pandemi dan Kuasa Tuhan
Menurutnya, mendongeng kepada anak kecil menjadi salah satu cara menggugah minat anak-anak untuk mengetahui tentang apa saja.
“Belajar bisa menjadi menyenangkan jika menggunakan metode tertentu. Mendongeng dengan media boneka tangan salah satunya,” ujarnya, pada Selasa, (13/04).
Wanita yang mempunyai nama lengkap Irma Aminah ini sudah terjun di dunia dongen sejak 2011. Saat itu ia memilih bergabung di Kampung Dongeng milik Awam Prakoso. Tepatnya di Kelurahan Kampung Sawah, Tangerang Selatan.
Dua tahun berselang, pada pertengahan 2013 ia mendirikan Sanggar Dongeng Nusantara di Kampung Blok Kelapa Desa Serdang Wetan Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang.
“Motivasi mendirikan Sanggar Dongeng Nusantara karena masih banyak kekerasan yang terjadi pada Ibu dan anak. Selain itu, juga untuk menyalurkan minat dan bakat kepada teman-teman,” tuturnya.
Pada tahun 2014, Kak Irma bergabung dengan para pendongeng nasional. Bernama Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI) yang berpusat di Yogyakarta.
Di samping kesibukan mendongeng, Kak Irma juga terus mengikuti pertemuan dengan para pendongeng yang ada di Indonesia. Bahkan ia pernah terbang ke NTT untuk mendongeng dan melakukan pertemuan PPMI.
Ketika ditanya dampak pandemi, wanita berhijab ini mengungkapkan sangat terasa. Tidak ada job panggilan mendongeng.
“Sebelum pandemi, dalam sehari bisa sampai dua tempat untuk mendongeng, tapi sejak adanya Covid-19 vakum. Karena sekolah juga daring. Mulai ada panggilan lagi sejak Februari lalu,” katanya.
Namun, Kak Irma memanfaatkan kondisi pandemi dengan kegiatan positif. Di Sanggar Dongeng Nusantara, ia mengadakan pelatihan menari dan teknik mendongeng untuk guru dan anak-anak.
Selain itu, dirinya juga mengadakan kegiatan dongeng untuk anak-anak jalanan, yatim piatu, korban bencana alam, dan trauma healing untuk Ibu-ibu dan anak-anak yang mengalami kekerasan.
“Alhamdulillah sampai saat ini sudah ada 5 angkatan peserta pelatihan dongeng,” ungkap Perempuan asal Kecamatan Panongan ini.
Kak Irma juga mengatakan, untuk menjadi pendongeng, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Diantaranya olah vokal, gestur tubuh, dan mimik wajah. Juga penguasaan alat bantu dongeng, seperti boneka, buku, benda hidup, benda mati, dan lain-lain.
“Saya siap gembleng sampai bisa jika berminat dan mempunyai hati yang tulus untuk terjun di dunia dongeng,” sambungnya.
Kak Irma berharap, semoga dongeng banyak diminati masyarakat. Karena mendongeng dengan bonek tangan merupakan salah satu metode yang mudah dipahami oleh anak-anak.
“Saya juga berharap, dongeng yang saya bawakan tidak hanya menjadi cerita yang disukai anak-anak, tetapi bisa meresap ke hati sanubari mereka,” pungkasnya.
Untuk informasi, bagi yang berminat mengikuti pelatihan mendongeng bisa datang ke Sanggar Dongeng Nusantara. Atau bisa menghubungi 0812-2516-6166, Kak Irma siap memeriahkan acara agar lebih berwarna. |We