spot_img

KKN Zaman Now

Oleh Eko Supriatno*

“Senjata mahasiswa adalah logika dan akal sehat. Tugas mahasiswa adalah berterus terang tentang keadaan. Jangan sekali-kali pernah menghapus jejak-jejak idealisme. Saat ini juga, atau tidak selamanya!”

KULIAH Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk pengabdian Civitas Akademik Kampus terhadap masyarakat pedesaan. Namun seiring dengan perkembangan sosiologis di masyarakat perlu adanya strategi baru dalam melakukan pendampingan serta pembangunan masyarakat.

Mahasiswa KKN yang terjun ke masyarakat desa sebagai wakil dari Perguruan Tinggi harus merumuskan strategi baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pedesaan saat ini.

Mahasiswa tak boleh lagi hanya meniru apa yang telah dilakukan oleh senior-seniornya. Sebab, kondisi sosio-ekonomi dan politik masyarakat desa saat ini tidak lagi sama dengan masa lalu.

Baca Juga

Kalau KKN sekadar masang plang, sosialisasi, presensi, dan sebagainya, itu kuno. Kalau dulu KKN itu cuma hafalan, ceremony dan rutinitas. Padahal desa sudah berubah pesat. Jadi saat ini tidak boleh lagi seperti itu.

Seiring dengan perkembangan teknologi sudah banyak desa yang punya website. Karena itu, sebelum terjun ke desa, sebaiknya mahasiswa melakukan survei terlebih dulu melalui website yang dimiliki desa, sehingga saat menyusun program dapat sesuai dengan kondisi desa saat ini.

Kita harus menyadari, bahwa ketika dulu kita KKN, yang kita  kerjakan ternyata biasa-biasa saja. Tidak ada “amazing, wow, dan gila” nya sama sekali.

Tanpa kita datangpun sebagai mahasiswa KKN, saya berpikir program kerja yang kita lakukan tetap bisa dilakukan warga setempat.

Kita mengaku sebagai agen perubahan, mahasiswa inovatif, kreatif ataupun progresif, tapi yang kita lakukan yah itu-itu saja.

KKN sebagai proses pembelajaran mahasiswa melalui berbagai kegiatan langsung di tengah-tengah masyarakat, dan mahasiswa berupaya untuk menjadi bagian dari masyarakat serta secara aktif dan kreatif terlibat dalam dinamika yang terjadi di masyarakat.

Dengan segala kemampuan dan bakat masing-masing yang berbeda mahasiswa dituntut untuk belajar mengaplikasikan keahliannya di masyarakat secara langsung.

Secara garis besar, sebagian besar program yang telah direncanakan baik yang bersifat fisik maupun non-fisik serta serta program tambahan dan program insidental berjalan dengan sukses. Begitu pula dengan program individu yang disesuaikan dengan keahlian masing-masing mahasiswa yang berbeda fakultas serta jurusan, dapat diterima masyarakat dengan sangat baik.

Adapun hal–hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan program antara lain: Kebutuhan dan manfaat bagi masyarakat, Kemampuan dan kompetensi mahasiswa, Dukungan masyarakat, Waktu yang tersedia, dan Sarana dan prasarana yang tersedia.

Sebenarnya ada beberapa program kerja yang bagus untuk dijalankan selain membuat papan nama jalan dan sebagainya. Dengan harapan nantinya bisa dilanjutkan oleh warga setempat begitu masa KKN selesai.

Misalnya, kita bisa membuat perpustakaan desa. Pojok baca untuk warga, terutama untuk pemuda-pemuda dan anak sekolahan. Perpustakaan yang dibuat nantinya tidak perlu besar. Cukup yang sederhana saja dulu. Kita bisa meminta warga desa unuk mengumpulkan buku bacaan apa saja untuk ditaruh di perpustakaan. Kita juga bisa menyumbangkan buku yang kita punya, atau bahkan patungan membeli beberapa buku baru.

Ada baiknya kita membuat program kerja yang bisa lebih membekas dan berkelas. Tidak hilang walaupun kita sudah selesai KKN dan bisa diteruskan oleh warga desa. Jika sudah seperti itu, niscaya tujuan kita untuk membangun desa akan berhasil.

Dalam perannya sebagai lembaga pendamping, Perguruan Tinggi perlu lebih peka dalam menangkap persoalan yang ada di masyarakat.

Sebagai contoh, saat terjadi pembagian BNPT terjadi kontroversi tentang data penerima BNPT. Dengan kemampuan akademis dan teknologi yang dimiliki, selayaknya Perguruan Tinggi mampu memberikan solusi atas persoalan yang terjadi.

Ngopi Warga       

Misal dengan program “Ngopi Warga”. Ya, di masa hiruk-pikuk penuh salah paham inilah, kemudian teringat betapa kita terlalu banyak mengganti silaturahim konvensional dengan teknologi.

Jarang sekali terdengar ajakan “Ngopi sambil Diskusi” ngalor ngidul topiknya sederhana yang ada disekitar kita.

Ya, sambil menikmati kopi sebagai bentuk kearifan lokal untuk menyelesaikan segala masalah, perbedaan pendapat bahkan perseteruan antar sahabat.

Percayalah, Ngopi (minimal sambil menikmati kopi cap kupu-kupu atau cap angkot yang mulai mendunia), Diskusi adalah ngobrol bertemu muka dengan hati gembira, tentu suasananya akan terasa berbeda.

Jadi tunggu apalagi, mari menghidupkan kembali budaya “Ngopi Diskusi”, sambil mendiskusikan perbedaan dan persamaan kita. Beda pilihan tetep babarayaan.

Ya, pembangunan masyarakat pedesaan tidak harus selalu dilakukan dengan pendekatan akademik, namun juga perlu dilaksanakan secara praksis. Apalagi sekarang ini sudah banyak desa yang punya sistem informasi desa, sehingga dalam melakukan pembangunan tak perlu lagi dilaksanakan dengan metode lama.

Tematik Berdaya

Kuliah kerja nyata tematik menuntut mahasiswa mengangkat tema-tema spesifik yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, program pembangunan pemerintah.

Termasuk kepakaran yang dimiliki universitas sehingga pendekatan terhadap suatu permasalahan dapat dilakukan secara mendalam dan tepat sasaran.

Kuliah kerja nyata tematik ini strategis dalam mendorong komponen-komponen di desa memacu pembangunan di wilayahnya. Program KKN diharapkan mampu menjembatani stakeholders di desa dengan peluang dalam pemberlakukan UU tentang Desa kelak mengingat terkandung semangat pemberdayaan.

Tema-tema pemberdayaan dalam KKN sangat beragam dan terbuka luas. Tidak hanya berkenaan dengan pemberdayaan masyarakat langsung tapi juga menyangkut pengembangan kapasitas aparat atau kelembagaan pemerintahan desa.

Kita bisa mencontohkan soal penguatan terhadap tata kelola pemerintahan desa. Hal itu penting terutama mengingat pemerintahan desa nantinya mengelola dana yang jauh berlimpah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Mahasiswa selalu diidentikkan sebagai agent of change dengan idealisme, semangat, dan kapasitas yang dimilikinya. Berkaca dari perjalanan bangsa, tidak bisa dipungkiri mahasiswa menjadi garda terdepan dalam sebuah perubahan.

Namun, ada pergeseran metode yang digunakan mahasiswa dalam membuktikan peranannya sebagai agent of change. Kini pemberdayaan masyarakat menjadi cara yang baru. Community development dan community empowerment menjadi cara yang dipilih banyak kalangan mahasiswa untuk membuat sebuah perubahan.

Mahasiswa bisa berkolaborasi antardisiplin ilmu untuk bahu-membahu membangun masyarakat. Selama KKN ini mahasiswa juga dituntut bisa dekat dan mengaktualisasikan dirinya langsung dalam kehidupan masyarakat.

Perhatian yang sungguh-sungguh tanpa ada maksud tersembunyi merupakan kunci keberhasilan dari suatu proses pemberdayaan.

Mahasiswa KKN merupakan bentuk kepedulian yang tinggi terhadap proses pemberdayaan. Mahasiswa mampu merangsang keluarga di desa untuk bangkit, menghidupkan kembali budaya gotong-royong dan mendorong agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya pembangunan sosial kemasyarakatan.

*Penulis adalah Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok III KKN UNMA Banten 2020 Desa Umbulan Cikeusik Pandeglang.

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img

BERITA TERKAIT

Jebakan Nostalgia Media Sosial

Bahlil dan Polemik Gas Melon

Politik Matahari Kembar

Mengakhiri Feodalisme Birokrasi

IKLAN

spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart