spot_img

HMB Jakarta Nilai Wahidin Halim Gagal Bangun Komunikasi dengan Buruh

Foto: Massa aksi saat menduduki Kantor Gubernur Banten, pada Rabu, 22/12 (Sumber: Istimewa).

BANTEN | Aksi unjuk rasa buruh yang menduduki kantor Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) di Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, mendapat tanggapan dari Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta.

Pihaknya menilai, Gubernur Banten Wahidin Halim telah gagal membangun komunikasi yang baik dengan para buruh.

Kepada Vinus, Ketua Umum HMB Jakarta Muhammad Fahri mengatakan, konflik pemimpin dan rakyat itu merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari.

Baca Juga

Masih kata Fahri, kasus unjuk rasa buruh ini menunjukan kegagalan Gubernur Banten dan tim dalam membangun komunikasi yang baik.

“Kami menilai ini kegagalan Gubernur Banten dalam membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat, mestinya harus melakukan pendeteksian lebih luas dan dalam arah gerakan buruh yang berjilid-jilid ini,” ujarnya pada Kamis, (23/12).

Kata Fahri, kejadian kantor gubernur yang diduduki massa aksi merupakan kali pertama. Dirinya yakin, jika WH semakin reaktif dalam persoalan ini malah akan menambah kegaduhan.

Pihaknya menyarankan Gubernur Banten harus banyak belajar kepada Anis Baswedan ketika menghadapi aksi unjuk rasa buruh.

“Dulu pernah terjadi aksi unjuk rasa buruh di DKI Jakarta, tapi Pak Anis mampu mengendalikan massa aksi dengan turun masuk ke barisan dan berdialog dengan para buruh, bahkan sampai duduk bersila di aspal,” sambungnya.

Foto: Kantor Gubernur Banten tampak depan (Istimewa).

Selain komunikasi gubernur yang gagal, lanjut Fahri, masalah lainnya ialah WH juga gagal membangun loyalitas terhadap aparat kepolisian.

Padahal, kata Fahri, jika aparat loyal maka aksi itu bisa untuk dikendalikan, dan ini bukan kebetulan, kita tahu semua gerakan aksi massa adalah by design.

Dia sepakat siapapun yang melanggar hukum harus ditindak tegas. Namun tim ahli gubernur jangan cuma bisanya marah dan mengutuk aksi buruh. Seharusnya persuasif. Aksi apapun harus berujung damai dan simpatik.

“Rakyat itu cermin pemimpinnya. Jadi saran kami Gubernur Banten tidak usah bersikap arogan menghadapi persoalan ini, harus menggunakan pendekatan persuasif dan bangun komunikasi yang baik,” tutup Fahri. |We

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img

BERITA TERKAIT

IKLAN

spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart