spot_img

Berlabuh di Bisnis Burung Puyuh

Foto: Sibra Malisi dengan ternak puyuhnya.

TANGERANG | Di tangan Sibra Malisi, peternak muda asal Kronjo Kabupaten Tangerang, burung puyuh dijadikan salah satu komoditas unggas yang memiliki nilai jual tinggi.

Tak tanggung-tanggung, dalam sebulan, Sibra bisa menjual 8 ribu ekor puyuh. Itu semua berkat kerja keras selama lima tahun. Ia tekuni betul ternak puyuh.

Usianya masih terbilang muda, yakni 30 tahun. Namun, kegagalan demi kegagalan Ia lahap sebagai pembelajaran. Dari usaha sablon hingga jual pakaian. Sebelum akhirnya Sibra berlabuh di ternak burung puyuh.

Sibra menceritakan, ketertarikan pada dunia peternakan dimulai pada tahun 2015. Dengan modal 25 juta, Ia beranikan diri terjun di dunia unggas.

Baca Juga

Alasan Sibra memilih beternak puyuh dibandingkan unggas lainnya karena prospek bisnis puyuh sangat menjanjikan. Lantaran mudah dipasarkan dan usianya hanya 40 hari. Burung puyuh sudah bisa bertelur.

Alasan lainnya, ternak puyuh mudah dipelajari dan tidak membutuhkan lahan luas. Tak hanya itu, kotoran puyuh pun bisa dijual sebagai pupuk.

Meski awalnya, Sibra mengaku menemui banyak hambatan. Lantaran burung puyuh berumur 1-7 hari banyak yang mati.

Selain itu, burung puyuh yang sudah menginjak usia 40 hari juga tidak kunjung bertelur. Setelah Ia pelajari, penyebabnya ialah soal pakan, kekurangan vitamin, dan cairan.

“Ketidaktahuan ini yang membuat fatal. Mengakibatkan banyak peternak puyuh gulung tikar,” ujarnya saat diwawancara Vinus, pada Minggu, (13/12).

Sebagai pengusaha muda, Sibra tak mau menyerah begitu saja dengan keadaan. Kendati bukan keturunan pengusaha, Sibra tak canggung dan malu untuk mempelajari teknik seluk beluk memelihara puyuh dari berbagai sumber.

Menurut ayah 2 anak ini, Ia harus belajar dari pengalaman sendiri. Agar tidak terjatuh di lubang yang sama.

Setelah mengetahui trik pemeliharaan puyuh yang baik, Sibra pun gencar meningkatkan jumlah produksi puyuh demi memenuhi permintaan pasar.

“Dalam sehari bisa laku 250 ekor puyuh. Dikirim ke Serang, Tangerang, dan Jakarta. Selain itu menjual telurnya juga” ujar Sibra.

Ketika ditanya soal dampak Covid-19, Sibra mengaku perbedaannya cukup jauh. Semula bisa menjual 8 ribu ekor dalam sebulan, kini hanya separuhnya.

“Dari segi penghasilan juga jauh. Sebelum corona, sebulan bisa untung bersih sampai 7 juta. Setelah adanya corona, hanya kisaran 3 sampai 4 juta,” ungkap Sibra.

Sibra pun membagikan tips untuk para peternak puyuh pemula. Terutama soal perawatan.

Pertama, sebelum benar-benar terjun di bidang perpuyuhan, harus perbanyak ilmu. Dari mulai penetasan telur, tata cara perawatan, dan meminimalisir kematian.

Kedua, keuletan dalam merawat burung puyuh. Ini menentukan sukses atau tidaknya dalam bidang budi daya burung puyuh.

“Terakhir, harus mempunyai mesin tetas telur. Karena embrio puyuh dalam telur mudah mati. Cara menanggulanginya dengan mempunyai mesin tetas. Agar jauh lebih efektif bagi peternak puyuh pemula,” tandasnya. |We.

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img

BERITA TERKAIT

IKLAN

spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart