TANGERANG | Polemik penutupan akses keluar Pasar Cisoka semakin runyam. Warga dan pedagang menyangkal pemagaran tersebut hasil musyawarah.
Saat ditemui Vinus, Ketua Paguyuban Pasar Cisoka Pendi mengatakan, pihaknya membantah telah melakukan musyawarah.
Masih kata Pendi, kalaupun ada yang ikut musyawarah, itu tidak mewakili para pedagang yang aksesnya akan ditutup Perumda Pasar Niaga Kerta Rahardja.
Baca Juga
- KNPI Minta Bupati Tangerang Peka, Tidak Tutup Akses Pedagang Cisoka
- Warga Protes Penutupan Akses, Bupati Tangerang: Sedang Proses Mediasi
“Paguyuban di Pasar Cisoka ada dua. Namanya sama, tapi yang sedang berjuang atas penolakan pemagaran akses keluar Pasar Cisoka itu di bawah pimpinan saya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Pendi menuturkan, adapun musyawarah bersama dengan Muspika Cisoka pada tanggal 31 Juli lalu, itu bukan mewakili pihaknya, melainkan paguyuban di bawah pimpinan orang lain, dan objek lokasinya berbeda.
Pendi juga mengungkapkan, puluhan warga akan tetap meminta tidak ada pemagaran, karena akan berdampak buruk bagi para pedagang yang lokasinya arah keluar Pasar Cisoka.
“Jika masih ada pemagaran, kami akan membawa persoalan ini ke pusat,” ucapnya pada Selasa, (09/08).
Pihaknya juga meminta Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar untuk turun ke lokasi pemagaran. Melihat langsung apa yang terjadi. Jangan hanya mendengar laporan dari bawahan.
“Kami memohon kepada Bupati Tangerang untuk meninjau langsung lokasi pemagaran akses keluar pasar,” harapnya.
Sementara itu, Yuli, salah satu pedagang yang aksesnya ditutup menyampaikan, para pedagang hidup dan berjualan di sini (red: jalur keluar Pasar Cisoka), jika pemagaran terus dilanjutkan bagaimana mereka bisa usaha.
“Pemerintah kan tidak mungkin membiayai kami semua, makanya kami mencari nafkah sendiri. Jika aksesnya ditutup, kami mau makan apa?” tanyanya kesal.
Untuk informasi, sebelumnya Direktur Utama Perumda NKR Syaefunnur Maszah memberikan keterangan bahwa pemagaran Pasar Cisoka berdasarkan musyawarah. Sementara para pedagang yang aksesnya ditutup dari pertama tetap menolak. |We