TANGERANG | Satu tahun Vinus hadir menyapa Banten. Memainkan beragam peran. Informatif, edukatif, juga investigatif. Tidak jarang hadirkan kepada pembaca sejarah masa lalu.
Media yang lahir dari rahim Civil Social Organization ini menjadi kanal pertama bagi keluh kesah banyak orang. Aktivis, rakyat miskin, bahkan kaum terdidik kerap menjadi narasumbernya. Mengabarkan suara parau peloksok Banten. Terutama Tangerang.
Kepada Vinus, Aktivis Muda Tangerang Bagus M. Rijal angkat suara. Menyampaikan kritik sekaligus saran. Terkait pemberitaan Vinus online maupun televisi.
Baca Juga
Pria lulusan UIN Jakarta ini memuji Vinus karena konsisten melakukan endorsment bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ia dengan Wahyudin Arief sebagai editornya selalu mengangkat soal yang satu ini.
Masih kata Bagus, setiap hari minggu pembaca kerap disuguhkan berita terkait usaha kreatif. Mulai kuliner, pertanian, sampai peternakan. Sebut saja Usaha Burung Puyuh di Kronjo. Atau Pecak Belut milik Aryadi di Cikupa.
“Vinus juga dikenal sebagai media ‘pengganggu’ atas kebijakan publik yang kurang berpihak pada rakyat,” sambungnya pada Rabu, (24/02).
Namun demikian, pria yang pernah mengikuti pertukaran pemuda antar negara ini juga memberikan beberapa saran. Terutama sisi keberimbangan. Terkadang Vinus hanya mencantumkan satu narasumber saja.
“Keberimbangan pemberitaan sering disampaikan dalam judul berbeda. Padahal pembaca belum tentu mengikuti perkembangan berita susulan,” ujar penulis buku Dari Desa Untuk Indonesia ini.
Bagus meminta kepada publik untuk tidak cepat-cepat memuji Vinus. Tak elok rasanya dalam satu tahun ini, terus disanjung. Masih banyak yang harus dilakukan. Bukan sekadar menyuarakan sisi gelap kinerja negara.
“Tantangan terberat Vinus adalah pada konsistensi. Ada banyak pembenci keberadaannya. Salah bertindak bisa saja diserang pihak lain,” sambung Bagus.
Ketika ditanya terkait apa kritik untuk Vinus, Bagus dengan suara khasnya menjawab, perlu belajar lebih dalam soal jurnalisme investigasi. Jangan terburu-buru mengeluarkan berita, tunggu komentar narasumber primer didapat.
“Penyakit media yang sudah lama hadir bisa saja menjangkit Vinus, ingin cepat naik tayang. Padahal sisi keberimbangan betul-betul perlu diperhatikan,” ungkapnya. |HR
2,450 kali dilihat, 1 kali dilihat hari ini