spot_img
spot_img

Stop Kekerasan Dalam Pacaran

Oleh: Settia Fany

KEKERASAN dalam hubungan tidak hanya menimpa pada pasangan yang sudah menikah. Kita mengenalnya dengan sebutan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Akan tetapi, sering juga menimpa pada pasangan yang belum menikah atau pacaran.

Banyak perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam berpacaran. Baik dari tindakan melukai fisik, hingga sikap memaksa dan mengontrol pasangannya secara berlebihan.

Penyebab utamanya, minim pengetahuan. Banyak dari mereka belum paham bentuk kekerasan. Baik kekerasan fisik maupun non-fisik. Sehingga, banyak perempuan sering menjadi korban oleh pacarnya sendiri. Dengan dalih rasa sayang.

Baca Juga

Faktor ini sangat mendominasi. Mereka salah mengartikan maksud dan pemahaman dari rasa kasih sayang. Jika hal ini terus dibiarkan, akan menjadi fatal dan sangat berbahaya.

Berdasarkan data dari Komnas Perempuan, kekerasan dalam berpacaran menempati urutan kedua. Di bawah kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).

Terhitung sejak tahun 2010, terjadi lebih dari 1.000 kasus kekerasan dalam berpacaran. Jumlah tersebut tidak menutup kemungkinan ada lebih banyak lagi korban yang terjadi di lapangan.

Sementara di Kabupaten Tangerang, berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), kondisi kekerasan di Kabupaten Tangerang meningkat selama pandemi.

Dari hasil kajian tentang “Kekerasan dalam Pacaran” yang digelar Perempuan Cisadane, di Kedai Zimpel, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, pada Kamis, (5/11), dapat disimpulkan bahwa terjadinya kekerasan dalam pacaran, karena kurangnya pemahaman tentang gender di masyarakat. Khususnya kaum remaja.

Foto: Ilustrasi kekerasan dalam pacaran (Google/istimewa).

Sejatinya, laki-laki dan perempuan dalam pembagian peran adalah sama dan setara. Hal ini jarang sekali dipahami oleh banyak pihak.

Akibatnya, muncul sikap superior pada laki-laki. Rasa kepemilikan yang tinggi atas diri perempuan. Selain itu, kurang tersampaikannya sex edukasi sedari dini juga menjadi penyebab banyaknya kasus kekerasan dalam pacaran.

Untuk menghindari terjadinya kekerasan itu, perlu ditanamkan pemahaman bahwa antara laki-laki dan perempuan mempunyai peran yang sama. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Sehingga muncul keseimbangan terhadap pasangan. Mengingat kekerasan dalam hubungan merupakan bentuk ketidakseimbangan antara peran perempuan dan laki-laki.

Dari segi klasifikasi, ada beberapa jenis kekerasan dalam pacaran. Diantaranya kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual, kekerasan cyber crime, dan janji menikah.

Foto: Ilustrasi stop kekerasan (Google/istimewa).

Sedangkan dari cirinya, dapat ditandai seperti merasa takut untuk menolak, adanya pembatasan berlebih, mendiskreditkan pasangan, meminta dibiayai kencan, mendapat luka fisik maupun psikis, dan posesif berlebih.

Budaya patriarki yang akut tersebut, menyebabkan perempuan terkekang. Sehingga munculnya sikap misoginis. Tidak suka melihat pasangannya mandiri dan mampu berperan lebih.

Sikap itulah yang seringkali tanpa kita sadari kerap muncul antar pasangan. Oleh karena itu, buatlah kesepakatan mengenai prinsip-prinsip sebelum memulai hubungan agar tercipta hubungan yang sehat.

Hubungan yang sehat dan baik harus didasari pada kesepakatan dan kesepemahaman yang sama. Agar tidak adanya sikap merendahkan dan merasa dominan.

Sebab, tidak ada yang bisa menghentikan seseorang untuk mengekspresikan rasa sayangnya. Karena semuanya memiliki hak.

Hal terpenting jika hendak memulai hubungan harus saling jaga, merawat, dan melindungi. Agar terhindar dari bentuk kekerasan di dalamnya.

Terakhir, penulis berharap setelah adanya kajian tentang kekerasan tersebut, dapat menekan angka kekerasan dalam pacaran di Indonesia. Khususnya di Kabupaten Tangerang.

*Penulis adalah Ketua Umum Perempuan Cisadane.

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

Data Bersih, Pilkada Rapih

Data Raksasa di Pilkada, No Drama!

Melawan Perang Dusta di Pilkada

KPU, Putusan MK, dan Gerakan Mahasiswa

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart