
TANGERANG | Air buangan limbah PT Mayora Indah Tbk yang mengalir di saluran irigasi dikeluhkan para petani Desa Gembong Kecamatan Balaraja.
Pasalnya, air limbah tersebut berdampak pada lahan pertanian warga sekitar. Selain tercemar, juga mengakibatkan adanya hama di lahan padi.
Saat diwawancara Vinus, salah satu petani setempat, Maryani mengatakan, di sepanjang saluran irigasi sekitar PT Mayora airnya berwarna hitam pekat akibat limbah pabrik.
Baca Juga
- Berdiri di Sempadan Irigasi, Lahan Parkir Karyawan Mayora Dinilai Langgar Aturan
- Warga Jayanti Keluhkan Limbah Pabrik Garam
Lebih lanjut, Maryani menyampaikan, hal itu membuat sawah berlumut, mungundang burung berdatangan untuk memakan padi dan lumut.
“Air limbah aromanya seperti kopi. Setiap hujan besar, saluran irigasi perusahaan mengeluarkan banyak air yang sudah tercemar,” ujarnya, pada Jumat (17/06).
Masih kata pria yang tinggal di Kampung Jeret Sukasono itu, limbah tersebut mengalir setiap harinya walaupun tak sebesar saat hujan.
Meski begitu, Maryani tak tinggal diam. Dia pernah merekam video aliran limbah tersebut dan mengirimkan ke pihak perusahaan, tetapi tidak ada hasil.
“Saya juga pernah melaporan ke perusahaan, tetapi pihak perusahaan hanya ngecek lokasi saja. Tolonglah, kami ini jangan sampai dirugikan,” keluhnya
Saat ditanya apakah para petani sekitar pernah mendapat bantuan pupuk? Dia menjawab tidak. “Paling kemarin hanya THR berupa bingkisan,” tandas Maryani.
Sementara itu saat dikonfirmasi, Muklis selaku IRGA Dept. Head PT Mayora Indah mengatakan, limbah air hitam yang keluar tersebut tidak berbahaya karena memproduksi makanan.
“Saat ini, sedang ada normalisasi waduk pengendapan air perusahaan, dan air itu dari waduk belakang,” terang Muklis. |Fir