BANTEN | Akhir-akhir ini tawaran pinjaman dana berbasis online marak terjadi. Sehari bisa dua sampai tiga kali. Melalui pesan WhatsApp maupun SMS.
Beberapa orang merasa aneh, nomornya bisa ada pada mereka. Padahal belum pernah memberikan. Publik mengaku sangat terganggu.
Kepada Vinus, seorang ayah dua anak yang identitasnya minta disamarkan, mengeluh lantaran kerap mendapat teror dan tawaran pinjaman dana melalui pesan singkat. Katanya berkali-kali.
Baca Juga
- Pinta Guru Ngaji ke Manajemen Alfamart: Kondom Jangan Ditaro di Dekat Kasir
- Tape Singkong Mang Nasmar Memang Beda, Ada Kenyal-Kenyalnya Gitu
Sebut saja Inding, bukan nama asli. Pria berusia 34 tahun ini dulu pernah mencoba pinjam dana online. Melalui salah satu aplikasi yang muncul pada laman Facebook pribadinya.
Sambung dia, setelah mengisi biodata, termasuk foto KTP, selfi, melampirkan nomor rekening, dan mencantumkan dua nomor darurat, permohonannya malah tidak di acc.
Tidak lama dari proses mengisi aplikasi pinjaman, beberapa nomor masuk setiap hari. Mulai memberitahu tagihan sampai informasi pinjaman.
“Heran, padahal pinjaman saya ditolak, kok tiba-tiba ada tagihan,” ujaranya pada Selasa, (25/05).
Masih kata Iding, setiap hari handphone berdering. Baik info tagihan maupun penawaran. Bahkan kadang-kadang disertai ancaman. Tidak habis pikir, mengapa datanya bisa bocor.
“Jangan main-main, data anda ada pada kami. Kalau tidak melakukan pembayaran, pihaknya tidak segan-segan menyebarkan informasi terkait anda,” tirunya kepada Vinus.
Iding merasa terganggu, dan berencana melaporkan persoalan ini ke pihak berwajib. Namun menunggu ancaman itu benar-benar dilakukan.
Lain Iding lain Abduh. Pria asal Legok ini juga mengeluh lantaran SMS dan pesan WhatsApp bernada ancaman kerap ia terima. Padahal tidak memiliki hutang sama sekali.
Dulu, kata Abdul, dirnya pernah punya hutang. Namun sudah dibayar tepat waktu. Dan aplikasi pemberi pinjaman sampai saat ini baik-baik saja. Paling sesekali menawarkan pinjaman kembali.
“Yang membuat saya heran, beberapa nomor terus masuk. Meminta pembayara atas pinjaman yang padahal dirinya tidak pernah mengajukan,” sambung Abdul.
Baik Abdul maupun Iding, minta segera ditindak. Polisi harus responsif terhadap persoalan ini. | We