TANGERANG | Bijak bermedia sosial harus terus ditingkatkan. Karena setiap Medsos dampaknya selalu bermata dua. Positif jika disikapi dengan bijak. Namun menjadi malapetaka untuk yang tidak hati-hati.
Demikian disampaikan Muhlis selaku Ketua Fraksi PDI Perjuangan pada DPRD Provinsi Banten saat sambutan acara Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di Aula Kecamatan Legok pada Minggu, (05/12).
Di hadapan peserta sosialisasi, Muhlis juga mengajak masyarakat agar bisa memahami 4 pilar kebangsaan. Termasuk menghayati dan mengamalkan Pancasila. Agar semakin bijak dalam menyikapi setiap problem.
Baca Juga
- Tumbuhkan Toleransi dan Budaya Gotong Royong, Muhlis: Wawasan Kebangsaan Harus Terus Dibumikan
- Menuju Pilgub Banten, Dua Tokoh Tangerang Masuk Radar Cagub
“Wawasan kebangsaan harus terus dibumikan. Terlebih rongrongan terhadap bangsa Indonesia semakin nyata. Agar setiap warga tidak lepas dari jati dirinya,” ujar Muhlis.
Selaku narasumber, Subandi Musbah membahas pentingnya masyarakat memahami wawasan kebangsaan. Terutama era teknologi. Berbagai informasi begitu mudah didapat. Tanpa mengetahui mana yang benar dan hoaks.
Saat ini, lanjut Direktur Visi Nusantara, ideologi trans nasional sudah masuk Indonesia, bahkan para pengusungnya sudah berani terang-terangan menyuarakan agar Indonesia beralih ke sistem khilafah.
Seolah apa yang founding father rumuskan keliru semuanya. Padahal, dulu Sukarno dan para pejuang bangsa telah merumuskan dasar dan konsep negara begitu luar biasa. Diterima oleh semua kalangan.
Pancasila misalanya, dasar pijakan bernegara yang disampaikan pada 1 Juni 1945 oleh Sukarno saat rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) begitu bagus dan akomodatif.
Seluruh suku, agama, ras, dan antar etnis menerima dengan sungguh-sungguh. Mereka sepakat bahwa dasar negara sudah mengakomodir semua golongan. Tinggal aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, lanjut Subandi, rongrongan terhadap NKRI semakin nyata, salah satunya yang disampaikan di atas, ingin merubah sistem menjadi khilafah, seolah demokrasi dengan pijakan Pancasila tidak tepat.
“Padahal kesaktian Pancasila sudah benar-benar terbukti. Mampu merekatkan bangsa. Menyatukan yang terpisah dan menguatkan tali persaudaraan sesama anak bangsa,” tutup Subandi.
Sementara, James Tangka juga menyoroti pentingnya sosialisasi wawasan kebangsaan. Kegiatan ini didasari Permendagri Nomor 34 Tahun 2020.
Pemerintah, lanjut James Tangka, melihat pasca reformasi kebebasan begitu terbuka. Ada banyak program strategis yang terputus oleh banyak hal. Sehingga pemerintah melakukan evaluasi.
“Wawasan Kebangsaan merupakan upaya negara merekatkan warganya. Agar tidak pecah berkeping-keping,” ujarnya.
Lanjut dia, jika negara terus dirongrong tanpa penguatan melalui wawasan kebangsaan, tidak tertutup kemungkinan Indonesia akan mati. Artinya perlu suntikan ideologis. Dan wawasan kebangsaan adalah jawabannya.
Pantauan Vinus, Sosialisasi Kebangsaan berjalan dengan lancar. Turut hadir Pengurus Karang Taruna, BPD, LPM, dan kader Posyandu. | We