spot_img
spot_img

Kental Dan Legit, Ciri Khas Es Dawet Mas Ompong

Foto: Mas Ompong sedang melayani pembeli es dawet.

TANGERANG | Memiliki usaha sendiri merupakan idaman banyak orang. Begitu pula yang dialami Mas Ompong, pria asal Pontianak, Kalimantan Barat.

Nama aslinya Tomi. Sudah 12 tahun merantau ke Tangerang. Tepatnya di Perumahan Sudirman, Tigaraksa.

Dengan usaha es dawet yang digeluti, Mas Ompong tak pernah menyangka hidupnya serba kecukupan.

Dari hasil usaha selama 10 tahun, Mas Ompong bisa menghidupi istri dan 4 anaknya. Bahkan sudah memiliki rumah pribadi, mobil, dan 2 motor.

Baca Juga

Kunci sukses yang Ia pegang adalah konsisten dan ketekunan. Tak ayal, hal itu membuat dagangannya memiliki banyak pelanggan.

Padahal, di jalan Perumahan Sudirman, tempat Ia berjualan, sudah banyak dagangan serupa. Tetapi, karena konsistensi itu, Es Dawet Mas Ompong selalu ramai pembeli. Karena terkenal dengan kental dan legitnya.

Ramainya pembeli tersebut tidak lepas dari kegigihan Mas Ompong dalam mempertahankan kualitas rasa produknya.

Mas Ompong menjamin kesehatan es dawet buatannya, karena menggunakan bahan alami. Seperti untuk pewarna dawet, dirinya menggunakan daun suji.

Meski langka dan memiliki daya tahan yang cukup singkat yakni 3 hari, Mas Ompong tetap mempertahankan penggunaan daun suji. Agar aman dikonsumi semua kalangan usia. Baik anak-anak, maupun dewasa.

“Daun suji sekarang sudah susah nyarinya kang. Soalnya tidak dijual di warung. Saya harus nyari ke kampung-kampung. Pokoknya sampai dapet,” ungkapnya kepada Vinus, pada Sabtu, (21/11).

Tak hanya itu, dirinya juga menggunakan daun pandan sebagai bahan alami pewangi dawet. Bukan dari pewangi buatan.

Sedangkan untuk bahan pemanis, Mas Ompong menggunakan gula aren asli. Didatangkan langsung dari Lampung. Sekali kirim 500 kg.

Selain itu, yang paling membedakan dari dawet lainnya adalah santannya sangat kental. Mas Ompong mengaku, sekali membuat butuh 50 buah kelapa agar santannya kental.

Bahkan, hal yang paling sederhana pun, seperti es batu, dirinya tak mau membeli dari orang lain. Ia memilih untuk membuat sendiri. Agar tahu kualitasnya.

Dalam sehari, Mas Ompong mampu menjual sekitar 200 bungkus es dawet. Dengan harga 5 ribu perbungkusnya.

Mas Ompong mengaku, dengan modal awal 8 juta, bisa mendapat keuntungan berkali-kali lipat.

“Penghasilan setiap hari sekitar 1 juta. Itu penghasilan kotor. Bersihnya paling sedikit 300 ribu,” ujar pria usia 44 tahun itu.

Selain es dawet orisinal, Mas ompong juga menyajikan beberapa varian rasa. Seperti campuran alpukat, nangka, dan durian.

Berkat keuletannya, kini Mas Ompong telah membuka cabang di daerah Seglog, Tigaraksa. Buka dari jam 10 sampai 5 sore.

Mas Ompong menyadari, saat ini banyak usaha sejenis mulai meramaikan persaingan. Namun Ia yakin, setiap orang sudah ada rezekinya masing-masing. Tinggal bagaimana kita menjaga mental dan konsisten untuk tetap berusaha. |Ani

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart