spot_img
spot_img

Tunda Marah, Berdoalah!

Foto: Ilustrasi tenaga kesehatan (Istimewa).

Oleh: Endi Biaro*

SATU persatu, kolega dokter, Saya kirimi pesan (via WhatsApp, jaringan pribadi).

Mereka adalah para pengabdi publik di bidang kesehatan, dengan berbagai kategori. Ada dokter spesialis, dokter umum, atau dokter yang menjabat posisi penting di pemerintah daerah.

Beberapa ada juga yang bekerja sebagai perawat.

Pesan saya ringkas saja. Mendoakan perjuangan mereka, berharap agar Allah Swt menjaga mereka, melindungi, dan memberi kekuatan.

Alhamdulillah semua merespons. Mengaminkan doa, dan mengucapkan terima kasih.

Baca Juga

Padahal saya tahu persis, mereka orang-orang sibuk. Berjibaku dengan pasien Covid yang meledak.

Tak cuma itu, rata-rata mereka juga berpesan agar jaga kesehatan. Patuhi Prokes. Beberapa orang diantaranya malah bercerita. Ngeri.

Seorang tenaga kesehatan, yang juga pejabat di Kemenkes, bertutur betapa berat tekanan yang kini dihadapi. Bekerja hingga larut. Dan beberapa teman seprofesi tumbang.

Dokter yang lain, yang juga berprofesi dosen, malah mengaku saat ini sedang isoman (dan ini yang kedua kali).

Hanya karena soal etika, Saya tak menyebut nama mereka satu per satu.

Dokter yang berada di lingkaran inti kekuasaan pun mengaku cemas dan sedih. Dia merasa senang karena baca pesan WhatsApp Saya (yang menaruh rasa hormat terhadap perjuangan para Nakes).

Lalu seorang dokter senior, ahli ilmu otak, penulis buku-buku laku (yang salah satu bukunya pernah Saya resensi, dimuat di enam media online dan cetak), berucap lirih. “Endi, kondisi hari ini benar-benar berbahaya.

Foto: Ilustrasi tenaga kesehatan (Istimewa).

Masih ada satu, yang ini adalah seorang dokter yang masih famili, anak dari Om Saya, yang tinggal di Bogor. Ia menyatakan hari ini untuk memperoleh layanan standar di RS adalah keajaiban.

Batin mengkerut. Bagaimana dengan kita? Awam, tak tahu seujung kuku pun soal kesehatan, bisa selamat dari wabah ini. Atau jika kita sehat, bagaimana bisa menjaga diri, keluarga, dan lingkungan?
Meski ngeri, harapan tak boleh kandas. Allah Swt masih menyediakan fasilitas terbaik, via doa, pikiran baik, dan tindakan baik.

Pikiran baik, misalnya, mengelola amarah atas segala rundungan masalah. Seraya tidak mengumbar angkara di mana-mana. Tunda dulu menghantam pihak sana dan pihak sini. Terhadap pemerintah misalnya, meski benar sumber kacau balau ada di titik itu, namun bukan saatnya kita melontarkan rasa muntab.

Nalar lurus juga patut kita jaga. Enyahkan pelbagai informasi sumir, saling curiga, serta menuduh yang tidak-tidak (terutama kepada tenaga kesehatan).

Sementara tindakan baik, tentu saja, adalah ikuti Prokes, jaga diri dan keluarga. Sebisa mungkin tak ikut keramaian.

Agaknya ledakan masalah juga bersumber dari kita-kita juga. Yang memperbesar kepanikan, kekisruhan, dan mengolah kebohongan.

*Penulis adalah pegiat literasi.

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

Memberangus Rentenir Berkedok Koperasi

Nuzulul Qur’an dalam Bingkai Sejarah

Pesona Pinjol pada Bulan Ramadan

THR Tidak Merata, Islam Punya Solusinya

Ritual Usang Ramadan

Beras Mahal Saat Ramadan

Tangerang, Wilayah Tak Bertuan

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart