spot_img
spot_img

Soal Debat, Eko Supriatno: Thoni-Imat Lebih Unggul

Foto: Juru bicara pasangan calon (Paslon) Thoni-Imat, Eko Supriatno.

PANDEGLANG | Debat Pilkada Pandeglang tahap pertama telah berlangsung. Antara pasangan Calon (Paslon) Irna-Tanto dengan Thoni-Imat. Ditayangkan di Kompas TV, pada Senin, (23/11).

Juru bicara pasangan calon (Paslon) Thoni-Imat, Eko Supriatno mengungkapkan, gelaran debat publik pertama itu, Paslon nomor urut 2, Thoni-Imat, dinilai lebih unggul dan memahami substansi debat.

Dalam debat itu, Thoni mengutip data Bappeda Pandeglang terkait realisasi program kerja Irna-Tanto selama memimpin.

Baca Juga

“Kemiskinan Pandeglang masih tertinggi di Banten yaitu 9,4 persen. Begitu juga pengangguran. Terjadi disparitas antara utara dan selatan, sehingga investasi ke Pandeglang 0 persen. Saya juga menanyakan program box bayi yang dulu dijanjikan ternyata tidak realisasi,” kata Thoni, dikutip dari siaran langsung Kompas TV.

Debat Pilkada Pandeglang memanas begitu sesi pertanyaan yang diajukan masing-masing pasangan calon. Pasangan Thoni-Imat membeberkan sederet yang Ia anggap kegagalan saat masa kepemimpinan Irna-Tanto.

Thoni membeberkan indeks data bahwa 2019 salah satunya tidak ada satu pun investor masuk ke Pandeglang baik dalam dan luar negeri, RPJMD 2016-2021 tak tercapai, IPM rendah, persentase penduduk miskin tertinggi, wisatawan menurun sampai jalan rusak.

“Nol persen tidak didatangi investor karena tidak punya daya tarik apapun,” ujar Thoni.

Foto: Pasangan calon nomor urut 2 Thoni-Imat (Tangkap layar Kompas TV).

Sementara itu, Irna membantah semua yang disampaikan Thoni. Dia menjelaskan, petahana bicara data bukan bicara mimpi.

“Baca di website kami. Hanya wisatawan yang menurun karena bencana tsunami dan Covid-19. Yang lainnya naik. Box bayi ini diberikan, masuk di Jampersal. Ada 1000 masalah di Pandeglang dan 600 sudah kami tuntaskan,” pungkas Irna.

Menanggapi hal itu, Eko Supriatno menilai Paslon usungannya dalam proses debat telah memperlihatkan sesuatu yang menjadi harapan masyarakat.

“Terlihat betapa kikuknya seorang petahana di depan khalayak pasang mata saat “mata gaya” untuk menjawab “Box Bayi”. Ujarnya kepada awak media, pada Kamis, (26/11).

Eko menjelaskan, berbagai isu-isu strategis yang berhubungan dengan upaya birokrasi, insfrastruktur, kemudian tentang konsep kesejahteraan dan stunting, sangat dikuasai Paslon Thoni-Imat.

“Kemampuan Thoni-Imat diluar dugaan tampil tenang, bersahaja, dan mampu melahap semua segmen,” ungkap Eko.

Lebih lanjut, menurut Eko, berkat kepiawaian Thoni-Imat, kritikan untuk kegagalan selama lima tahun disampaikan elegan. Menyasar langsung substansi. Membuat paslon nomor urut 1 yaitu Irna-Tanto terbata dan memberi jawaban keluar dari substansi.

Foto: Pasangan calon nomor urut 1 Irna-Tanto (Tangkap layar Kompas TV).

“Bahkan kegugupan Irna-Tanto terlihat ketika ditanya terkait “Box Bayi” dan rangkaian kegagalannya selama memimpin lima tahun terakhir. Ditanya Box Bayi, Irna yang semula sumringah mendadak pasang Muka ‘Kecut’ dan Baper,” ungkapnya.

Masih menurut Eko, Irna-Tanto memang harus mempertanggungjawabkan semua pernyataan bombastisnya yang membuat masyarakat memilih dirinya pada periode yang lalu.

“Bagaimana tidak memilih Irna-Tanto untuk dijadikan sebagai Bupati jika sejak awal dirinya telah menjual visi. Puluhan umbaran janji-janji manis diucapkan dan masyarakat Pandeglang memakan janji tersebut”. Ungkap Eko.

Eko menambahkan, sangat patut dan seharusnya Irna-Tanto untuk menanggunh konsekuensi saat Thoni-Imat atas nama penantang menggunakan kembali atribusi sebagai “mewakili masyarakat Pandeglang menagih janji”. Dia menjelaskan, ada beberapa catatan kritik tentang debat kemarin

Foto: Debat Publik Pilkada Pandeglang (Tangkap layar Kompas TV).

Pertama, Petahana terlalu banyak desepsi (kebohongan) dan janji politik. Karena beberapa program kerja petahana banyak yang tidak terlaksana, hingga perlu ditagih kembali agar janji itu bukan hanya pemenuhan narasi politik ketika melontarkan gagasan yang telah disampaikan kepada publik.

Berdasarkan teori desepsi, biasanya mereka memakai manipulasi pesan dan pesannya mengandung kebohongan.

Kedua, petahana selayaknya mengakui disamping prestasi yang diraih (walaupun dalam bentuk penghargaan), perlu juga menyampaikan pada akhir masa jabatan ada capaian yang tidak bisa dicapai karena dengan alasan yang rasional dan dapat diterima logika publik.

Ketiga, soal kebutuhan pandeglang: Pandeglang butuh kehidupan dan jalan yang bagus, bukan pembangunan mall pelayanan publik dan WTP semata.

Masalah infrastruktur menjadi masalah yang perlu perhatian khusus, karena yang menjadi ketimpangan dan kesenjangan antar wilayah di Provinsi Banten yaitu dari infrastrukturnya.

“Dan saya menyimpulkan, skor tadi (debat) 2-0. Tetapi, kita akan tetap melakukan evaluasi terkait pelaksanaan debat kemarin,” pungkas Eko.

Untuk diketahui, tema utama dalam agenda debat publik yakni “Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Daerah serta Meningkatkan Pelayanan kepada Masyarakat dan Strategi Penanganan Covid-19″. |We

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart