spot_img
spot_img

Refleksi HUT Banten ke-21: Korupsi, Kemiskinan, dan Pengangguran Masih Jadi Persoalan

Foto: Eko Supriatno saat menjadi narasumber Webinar dengan tema ‘HUT Provinsi Banten ke-21: Maju atau Jalan di Tempat?’

BANTEN | Provinsi Banten genap berusia 21 tahun, tepat hari ini, Senin 04 Oktober 2021. Peringatan HUT tahun ini Pemprov mengusung tema ‘Banten Sehat, Ekonomi Kuat’.

Pengamat Kebijakan Publik sekaligus Penulis Buku ‘Dari Banten, Melihat Indonesia’ Eko Supriatno menilai banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Gubernur dan Wakil Gubernur, Wahidin Halim-Andika Hazrumy di usia Banten ke-21 ini.

Kepada Vinus, Eko menuturkan, sejumlah PR yang perlu menjadi catatan di antaranya terkait korupsi, kemiskinan, pengangguran, ketimpangan sosial, pemerataan pembangunan, kesejahteraan, dan pendidikan.

Lebih lanjut, Eko mengatakan, kaitan dengan pengangguran, ketimpangan, atau disparitas antara masyarakat, keadilan, kesejahteraan, pendidikan dan kue pembangunan di Banten harus bisa dinikmati semua.

Baca Juga

Terkait pemerataan pembangunan, Pengamat Kebijakan Publik Universitas Mathla’ul Anwar Banten ini menyoroti mengenai orientasi pembangunan yang Serang-Tangerang sentris. Menurutnya, pembangunan harus merata, jangan hanya di wilayah tengah saja.

“Harus merata dengan wilayah yang sedemikian luas. Dibagi bagaimana kue-kue pembangunan Banten bisa dirasakan oleh semua pihak, terutama Pandeglang Lebak,” katanya dalam acara Webinar dengan tema ‘HUT Provinsi Banten ke-21: Maju atau Jalan di Tempat?’,  pada Senin, (04/10).

Untuk itu, dalam proses pembangunan, dia mengatakaan harus terjalin kerjasama yang solid dari apa yang disebut dengan pentahelix, 5 unsur penting dalam pembangunan yang disingkat ABCGM (Akademisi, bisnis, community, government, dan media).

“Jika kelima elemen penting ini banyak terlibat dalam proses pembangunan dari perencanaan, musyawarah, Insya Allah ketimpangan dan segala macam bisa tereliminir,” ucap Eko.

Menurutnya, WH dan Andika ingin wajah Banten lebih bermartabat. Bukan hanya soal pembangunan kotanya, tetapi kualitas hidup warganya. Menghilangan ketidakadilan, meningkatkan kesejahteraan. Sebab Banten, kata WH dan Andika, adalah milik semua.

Namun, sambung Eko, hampir empat tahun WH dan Andika memimpin ‘kapal’ besar Banten. Kiprahnya sebagai orang nomor satu tentu terus disorot. Momen ulang tahun ke-21, bukan hanya waktu untuk bersyukur, tapi juga saat untuk mengevaluasi.

Perayaan ulang tahun Banten, menurut dia, merupakan waktu yang pas bagi seluruh warga Banten, terutama sang gubernur untuk berbenah. Untuk kembali menentukan fokus, yakni memperbaiki persoalan-persoalan mendasar.

Pengurus Ikatan Dosen Republik Indonesia Provinsi Banten ini, menyoroti sejumlah janji yang berkaitan dengan persoalan mendasar. Dua poin tersebut, antara lain, kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.

“Di usia Banten yang sudah matang ini, Pemprov harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik dalam hal-hal yang menyangkut kebutuhan mendasar warga Banten,” katanya.

Dia pun menilai, bahwa di bawah kepemimpinan WH dan Andika, Pemprov Banten tidak fokus dalam upaya Pengangguran. Sejak menjabat menjabat, lanjut dia, persoalan pengangguran hanya berkutat pada persoalan nama program tanpa eksekusi yang berarti.

Tak hanya itu, Eko juga menyoroti penanganan pandemi Covid-19 di Banten. Sebagai pemimpin tertinggi, WH dan Andika dituntut untuk menciptakan kebijakan penanggulangan Covid-19.

Menurut Eko, kinerja WH dan Andika  dalam penanganan Covid-19 sudah baik. Baik dari sisi kebijakan anggaran maupun dari sisi peraturan yang dikeluarkan dalam rangka penanganan Covid-19.

Hanya saja yang menjadi catatan, yakni implementasi kebijakan di lapangan. Dalam pandangan dia, program-program maupun kebijakan yang sudah baik dalam rancangan kerap menghadapi kendala dalam praktik di lapangan.

Karenanya salah satu hal yang harus diperbaiki yakni koordinasi. Terutama di tubuh Pemprov Banten mulai dari level atas hingga level yang paling rendah. 

Sebab, lanjut Eko, tanpa adanya koordinasi yang baik, maka program yang sudah dirancang dengan baik di level atas akan terkendala di tataran praktik lapangan.

Eko mengatakan, sulit bagi WH dan Andika  untuk mengejar target pelaksanaan program-program unggulannya. Mengingat waktu yang kian mepet ditambah situasi pandemi yang tentu saja menyita perhatian lebih. Yang bisa diupayakan WH dan Andika, yakni agar jarak antara capaian dan target yang terlalu jauh.

“Tetapi jangan pandemi ini dijadikan alat pembenar bagi Pak WH dan Andika untuk tidak mencapai target. Contoh bicara soal pengangguran,” tegasnya.

Menurut Eko, selain penanganan Covid-19, ada tugas besar lain yang sudah menunggu WH dan Andika. Yakni mempersiapkan birokrasi Banten yang lebih baik. Terutama jajaran birokrasi yang berada di garda terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat. |We

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart