
BANTEN | Program elektronik warung gotong-royong (e-Warong) yang sudah berjalan sejak tahun 2016 akan dihapus. Lantaran dinilai harga bahan pangan dijual lebih mahal ketimbang warung biasa.
Keputusan tersebut disampaikan Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI yang disiarkan langsung lewat saluran Youtube pada, Senin (24/05).
“Saya juga mohon izin, pak, untuk e-warong itu akan saya hapus,” ujar Risma, sapaa akrab Tri Rismaharini.
Baca Juga
- Oknum Pinjaman Online Semakin Meresahkan, Lakukan Intimidasi dan Ancaman
- Pinta Guru Ngaji ke Manajemen Alfamart: Kondom Jangan Ditaro di Dekat Kasir
Lebih lanjut, Risma menyampaikan, penghapusan program tersebut bertujuan agar warga tidak membeli bahan pangan dengan harga yang lebih mahal.
Masih kata Risma, artinya orang miskin membeli bahan pokok yang lebih mahal karena kita yang menetapkan harus beli di tempat itu (red: e-Warong).
“Kemarin saya melihat sendiri di Solo, masyarakat membeli telur 1 kilogram dengan harga 27 ribu. Sementara di toko tak jauh dari e-Warong harga telur Rp 18.500 per kilogram,” ungkapnya

Mantan Walikota Surabaya itu mengaku telah menyiapkan program serupa e-Warong. Namun, dengan pendekatan yang berbeda. Semua akan terhubung dengan aplikasi.
“Kita lagi siapkan aplikasinya dengan handphone saja nanti. Jadi penjual itu tinggal klik-klik begitu. Kemudian report itu masuk ke kita. Seperti itu pak. Jadi saya mohon izin itu,” ujar Risma.
Sekadar informasi, e-Warong merupakan program bantuan sosial (bansos) sebagai bentuk sinergi dari Program Keluarga Harapan (PKH) dengan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
E-Warong melayani transaksi pembelian bahan pangan pokok bersubsidi, gas LPG 3 kg, pembayaran listrik, pupuk, serta program subsidi lainnya. |We