TANGERANG | Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Islamic Village merupakan salah satu pendidikan tinggi di wilayah Tangerang. Melalui Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) menyelenggarakan Training of Trainer. Bertempat di Padepokan Karang Tumaritis.
Dalam sambutannya, Kaprodi PIAUDI Leni Nurmiyati mengatakan, upaya pengkaderan dalam organisasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan. Karena menurutnya, melalui pengkaderan akan lahir bibit baru untuk melanjutkan pergerakan demi kemajuan almamater.
“Juga sebagai bentuk komitmen dalam berorganisasi dan bentuk pembelajaran serta bekal dalam kehidupan bermasyarakat,” ujarnya pada Minggu, (27/12).
Baca Juga
- Pengurus HIPKA Tangerang Dilantik, Siap Bangkitkan Ekonomi Saat Pandemi
- Resmi Terbentuk, ISRI Tangerang Fokus Penguatan Komunikasi
Selain itu, menurut Leni, organisasi menjadi suatu hal penting yang dapat mensukseskan pencapaian visi, misi, serta tujuan organisasi. Oleh karena itu, harus terus disemai.
“Diantaranya pendidikan karakter. Tentunya tidak lepas dari seorang pemimpin yang meneladani sifat Rasulullah sebagai suri tauladan bagi umat manusia,” ucapnya.
Leni berharap, ToT kali ini dapat menghasilkan kader-kader yang memiliki integritas, loyalitas, kapabilitas, serta berkarakter islami yang kelak akan melanjutkan organisasi kemahasiswaan.
Harapan ini tentunya tidak akan berhasil tanpa adanya kesadaran secara individual untuk saling membangun kemajuan organisasi.
Masih menurut Leni, pelatihan tersebut merupakan pendidikan yang akan menjadi bekal dalam kehidupan manusia, dan ToT menjadi wadah para mahasiswa untuk menggali potensi diri.
“Soekarno pernah berkata “Belajar tanpa berpikir itu tidaklah berguna. Tetapi berpikir tanpa belajar itu sangatlah berbahaya,” ungkapnya.
Sementara itu, Aktivis Muda Tangerang Ade Putra mengatakan, saat ini memang sedang mengalami masa sulit. Namun bukan alasan untuk tidak belajar dan kritis. Menurutnya, bangsa ini kehilangan anak-anak muda yang menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kebenaran.
Ade tidak tahu apa yang salah. Apakah ini dampak dari era globalisasi serta teknologi serba canggih yang tidak bisa diadaptasikan secara cepat pada gerakan mahasiswa.
Menurut Ade, keprihatinan mendalam juga terlihat ketika generasi aktivis milenial menyuarakan keberpihakan cukup dengan status di media sosial tanpa melakukan gerakan nyata.
“Inilah mungkin dampak negatif di era digital yang terbuka. Saya berharap acara ToT ini, Dewan Eksekutif Mahasiswa mampu menciptakan perubahan dalam bentuk nyata,” harapnya. |HR