
PANASNYA perseteruan di Cilegon atas penolakan ijin pembangunan gereja, selaras dengan perusakan label tenda pengungsian di Cianjur juga ramai diperbincangkan warganet.
Tentu peristiwa ini bisa saja menjadi hangat dan berpeluang menimbulkan luka yang berkepanjangan di masyarakat. Bahkan memang sudah ramai di media sosial.
Terutama bagi fanatisme kedua belah pihak yang justru akan menimbulkan perpecahan. Lalu mencederai prinsip toleransi di negeri ini.
Baca Juga
Kendati genderang perang politik sudah ditabuh oleh beberapa bakal calon presiden, tentu kita berharap mereka mampu untuk mendinginkan suasana. Membawa pesan perdamaian antar umat beragama di setiap kampanye ataupun ceramah politiknya.
Sudah menjadi fenomena yang lumarah ketika memasuki tahun politik, akan banyak isu yang beredar di tengah masyarakat. Namun, nampaknya isu agama menjadi isu yang banyak dimunculkan.
Apalagi ditambah dengan pesatnya kemajuan informasi. Dengan memanfaatkan media sosial, isu agama dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru. Menjadi bagian dari konsumsi informasi di tengah masyarakat.
Masyarakat modern harus sadar betul agar tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal tersebut. Multikulturalisme yang ada Indonesia, seharusnya bisa dijadikan sebagai alasan untuk bersat. Sehingga dapat berdampak baik terhadap perkembangan dalam suatu negara.
Tidak hanya para aktor politik, begitu juga para pemuka agama; orang-orang yang sangat dekat dengan umat. Orang yang mempunyai pengaruh besar terhadap naik-turun emosi jamaah di masing-masing agama.

Kita sebagai negara sudah cukup berpolemik soal politik. Sangat berbahaya sebagai negara kesatuan bila kita berseteru soal agama. Perpecahan antar umat beragama akan mengganggu stabilitas politik dan kehidupan sosial kita.
Dari kedua peristiwa tersebut semestinya kita dewasa dalam menyikapinya. Tidak ada lagi persaingan antar umat pemeluk agama manapun dan mulai mengedepankan prinsip kemanusiaan dalam dinamika bernegara dan bermasyarakat.
Negara ini didirikan oleh keberagaman para pejuang terdahulu. Warisan itulah yang patut kita rawat sepanjang umur negeri ini tumbuh dewasa.
Marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan tanpa pandang bulu. Tidak saling menyerang dan merasa paling benar.
Kepada oknum yang mengganggu keharmonisan aksi kemanusiaan di Cianjur dan Polemik pembangunan gereja di Cilegon, semoga kita semua bisa mengambil hikmah serta pendewasaan diri sebagai manusia yang beragama dan bernegara.
Ditulis oleh: Tommy Reyvaldi. Warga Kabupaten Tangerang.