
TANGERANG | Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tigaraksa memiliki sejumlah dampak. Seperti tertutupnya akses jalan warga setempat.
Hal tersebut dialami Asep. Pria usia 52 tahun ini hanya bisa meratapi nasib. Satu-satunya akses jalan menuju ke rumahnya ditutup.
Saat ditemui awak media, Asep menyampaikan, tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari lantaran akses jalannya ditutup oleh pihak pemborong.
Baca Juga
- Warga Cisoka Demo Bupati, Minta Pemagaran Akses Usaha Dihentikan
- Warga Protes Penutupan Akses, Bupati Tangerang: Sedang Proses Mediasi
Mang Asep, sapaan akrabnya mengungkapkan, akses jalan itu sebenarnya sudah ada dari dulu. Jalan itu yang setiap hari digunakan untuk masuk dan keluar rumah. Namun, tiba-tiba pemborong menutup akses jalan tersebut meski sebelumnya tidak ada masalah.
Padahal, Mang Asep pernah melakukan inisiasi membicarakan akses jalan tersebut kepada pihak pemborong agar bisa membayar tanah, tapi karena pemborong mematok harga terlalu murah, dia pun urung menjualnya.
“Tapi mereka mematok harga bisnis, padahal kita minta dengan harga yang sewajarnya, untuk membeli tanah dan membangun rumah kembali” ungkapnya, pada Rabu (23/03).
Kasus ini sudah dilakukan mediasi hingga beberapa kali namun tidak menemukan solusi. Lurah Tigaraksa juga pernah berkoordinasi dengan pemborong, untuk tidak melakukan penutupan jalan tersebut.
Bahkan pemilik rumah pernah memohon kepada pemborong tanah untuk bisa diberikan akses jalan, tapi sampai saat ini tidak diberikan.
Perlu diketahui, Mang Asep seorang pria lanjut usia yang tinggal bersama istri, anak, dan kakaknya, sangat berharap bisa memiliki akses jalan yang bisa dilalui untuk berjalan kaki.
Dirinya juga bercerita bahwa akses jalan satu-satunya untuk keluar dari rumahnya sangat sulit karena harus melewati pohon bambu dan juga makam keluarga.
Meski terdapat akses jalan di depan rumahnya yang bisa dilalui, tetapi jika hujan turun akan ada genangan air dan lumpur, sehingga tidak bisa dilewati oleh kendaraan bermotor ataupun pejalan kaki.
Mang Asep juga menambahkan, segala upaya telah dilakukan agar akses jalan ke rumahnya tak ditutup. Misalnya, bertemu RT, RW, Lurah, juga perwakilan pemborong, tetapi tidak membuahkan hasil.
Dirinya bahkan pernah datang bertemu dengan salah satu pengusaha, bapak (WL), tetapi pihak pengusaha menawar tanahnya dengan harga yang sangat murah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Mang Asep sangat berharap kepada Pemda Tangerang yang akan membangun RSUD Tigaraksa agar memperhatikan rumahnya, supaya bisa memiliki akses jalan yang bisa dilalui.
“Saya sangat berharap, meminta serta memohon kepada pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang, dinas terkait, dan pemborong agar memperhatikan nasib dan kisah pilu yang saya alami ini.
“Dari pertama kali tinggal di Kampung Pabuaran sampai ada pembangunan RSU ini, saya tidak meminta apa pun, saya cuma minta tanah yang saya punya dibayar dengan harga sewajarnya, dan tidak menutup akses jalan menuju rumah saya,” harapnya.
Sementara itu, Lurah Tigaraksa Rama Winata membenarkan bahwa Mang Asep adalah warga Kampung Pabuaran Kelurahan Tigaraksa. Akses jalan menuju rumahnya ditutup oleh pihak pemborong.
“Saya sudah mendapat informasi terkait itu. Kami juga sudah memanggil pihak pemborong. Menyampaikan apa yang menjadi permasalahan dan keinginan Mang Asep,” paparnya. |We