TANGERANG | Di tengah wabah pandemi Covid-19, satu yang harus diacungi jempol, adalah sifat gotong royong saling membantu. Ini terlihat dari geliat aktivis Tangerang.
Puluhan bahkan ratusan organisasi ramai-ramai turun ke jalan. Membagikan alat kesehatan. Mulai dari masker, hand sanitizer, hingga penyemprotan disinfektan.
Tak terkecuali organisasi di Kabupaten Tangerang. Nampaknya berlomba-lomba dalam kebaikan. Terlebih ketika berbagi sambil membawa panji dan mengenakan seragam kebanggaan khas identitas organisasi.
Puluhan organisasi tersebut agaknya tak perduli soal stigma pencitraan semata, atau dicap sekadar meninggikan eksistensi.
Termasuk BM PAN yang berujar tak malu pada Tuhan ketika ramai-ramai turun kejalan untuk berbagi, Tuhan pasti tersenyum.
Justru kami sepakat dengan mengenakan identitas organisasi, telah menghilangkan ke-aku-an atas diri sendiri.
Dalam rilis yang diterima vinus.id., BM PAN dan organisasi lain akan malu pada Tuhan ketika tidak melakukan apa pun. Tidak pantas di tengah pendemi Covid-19, organisasi yang ada di Tangerang tetap berpangku tangan.
Ketua BM PAN Tangerang menyampaikan, pasca mengadakan bakti sosial, dirinya meminta seluruh pengurus dan anggota untuk menyebarkan agenda. Baik di setiap media sosial maupun media online.
Lebih lanjut, Bagus M. Rijal, selaku ketua BM PAN merasa kekurangan role model, sehingga agenda-agenda yang positif harus terus digaungkan dan dicitrakan. Tentu agar bisa diikuti juga oleh pihak lain.
Bagus juga mengajak organisasi masyarakat atau kepemudaan untuk terus bahu membahu di tengah kondisi penyebaran Covid-19. Nampaknya masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.
“Organisasi masyarakat, kepemudaan, dan mahasiswa harus ikut andil dan peduli sekaligus menghadirkan solusi di tengah pandemi. Bukan saling mengkritisi satu sama lain”, tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, agenda aksi peduli beberapa organisasi mendapat kritik dari salah satu mahasiswa UIN Banten. Harapnya tidak mengedepankan baju kebesaran dalam giat sosial. | We