
TANGERANG | Warga Pakuhaji mengeluh atas kinerja pengelola stadion sepak bola milik Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang. Terutama yang ada di Pakuhaji.
Keluhan tersebut disampaikan lantaran untuk main di stadion mini Kecamatan Pakuhaji harus mengeluarkan uang. Masyarakat bertanya, uang tersebut masuk kategori pajak atau retribusi?
Adalah Muhammad Irfan, salah satu warga Tangerang asal Kecamatan Pakuhaji. Pencinta olahraga kulit bundar ini tidak habis fikir. Mengapa ada pungutan biaya untuk penggunaan lapangan.
Baca Juga
- Polisi Ringkus 7 Predator Seksual Anak, Mulai dari Guru Ngaji hingga Ayah Kandung
- Tujuan Pemekaran Tangerang Utara, Prayogo: Mempercepat Peningkatan Kesejahteraan dan Pelayanan Pubik
Kata dia, stadion Si Gomar kan dibangun menggunakan APBD Kabupaten Tangerang. Mengapa ketika ada warga yang ingin memanfaatkan lapangan tersebut harus dipungut biaya?
Sedangkan, lanjut Irfan, kondisi stadion semakin memprihatinkan. Kalau malam hari hujan, keesokannya tidak bisa digunakan. Keadaan ini membuat warga tidak bisa bermain bola. Padahal sudah terjadwal.
“Sedangkan untuk sekali main, pengelola memungut uang 100 ribu per tim desa. Sedangkan per hari ada 3 tim desa yang menggunakan. Sementara kalau malam hari lebih besar, 500 ribu untuk 3 jam,” lanjut Irfan pada Rabu, (16/02).
Uang yang terkumpul pasti besar. Sangat cukup untuk dipergunakan perawatan lapangan. Namun faktanya, ketika beberapa desa mau main, selalu tidak jadi lantaran banyak genangan air.
Irfan meyakini ada anggaran untuk pengelolaan stadion. Bersumber dari Kabupaten. Setiap tahun. Untuk perawatan stadion. “Nah lantas uang pungutan dipergunakan untuk apa?” tanya Irfan.
Irfan juga akan mempertanyakan ke Pemda Kabupaten Tangerang, apa dasar pungutan bagi yang akan menggunakan stadion. Karena uang itu jika ditotal jumlahnya besar sekali. Transparansinya tidak terlihat.
Sementara, saat dihubungi Vinus melalui WhatsApp, pengelola Stadion Mini Si Gomar Pakuhaji tidak merespons. |We