
TANGERANG | Salah satu warga Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang sekaligus aktivis sosial mengeluh soal pembatasan jam operasional mobil bertonase besar di media sosial.
Keluhan tersebut diunggah oleh akun Facebook milik Adhi Thobink Permana pada Selasa, (19/03). Dalam postingannya, Ia meluapkan kekecewaan terhadap ulah para pengendara truk tanah dan kontainer. Terlebih kepada Pemda Tangerang yang dianggap tidak berdaya menghadapi persoalan tersebut.
Ia juga menyertakan pada unggahannya itu video dan beberapa foto saat kendaraan berat melintas. Membuat kemacetan panjang di sekitar Jalan Raya Pakuhaji dan Kalibaru.
Baca Juga
- Adhi Permana: Perbup Mandul, Bukti Kebodohan Pemerintah Daerah
- Kerap Makan Korban, Warga Rajeg Keluhkan Jalan Licin Akibat Tumpahan Tanah Galian
Saat dihubungi Vinus, pria yang kerap disapa Thobink ini membenarkan unggahan tersebut sekaligus memberikan izin untuk mengutip postingannya itu.
Kata Thobink, kondisi seperti itu hampir setiap hari terjadi. Seolah dibiarkan. Tidak ditindak. Bahkan seperti tidak ada pemerintahan.
Pascapenutupan terbatas jembatan Kalibaru, truk tanah dan kontainer sering melintas Jalan Raya Pakuhaji yang notabene sempit dan padat.
“Alhasil, lalu lintas crowdit, macet panjang, kecelakaan juga sering terjadi. Bahkan, pepohonan dan kabel listrik banyak putus diterjang mobil-mobil transformer itu,” tulis Adhi Thobink Permana pada unggahannya.
Selain itu, ia juga meminta kepada Pj Bupati Tangerang tidak tinggal diam terkait persoalan ini, serta menegakkan Perbup tentang jam operasional kendaraan besar tersebut.
“Woiii, bupati “sementara” emang mau diam saja. Turunin pasukan Satpol PP, tegakkan Perbup,” ucap Thobink dalam akun Facebook miliknya itu.
Dalam unggahan tersebut, Thobink juga menyinggung keberadaan para wakil rakyat di daerah pemilihan (Dapil) 3 Kabupaten Tangerang.
“Woiii, anggota dewan Dapil 3, jumlah mah 9 orang, nyaris gak ada suaranya. Kemarin kalian butuh suara rakyat, saat ini rakyat butuh suara kalian,” demikian dikutip dari akun tersebut. |HR