
HARI INI, 13 Oktober 2022, Kabupaten Tangerang berusia 390 tahun. Tak sedikit yang memberikan ucapan selamat serta doa dari berbagai lintas OKP. Dalam harapan kita, daerah yang semakin maju serta masyarakat sejaterah agar sesuai dengan jargonnya: Tangerang Gemilang.
Menyambut HUT ke-390 Kabupaten Tangerang, sebagai aktivis mahasiwa yang berdomisili di Kabupaten Tangerang menilai, saat ini jauh dari kata gemilang. Melihat masih banyaknya permasalahan yang ada. Penulis mencatat beberapa persoalan:
Pertama, persoalan di Kabupaten Tangerang belum terselesaikan. Lingkungan hidup misalnya. Masalah pengelolahan sampah yang masih semrawut baik itu sampah rumah tangga dan lain sebagainya, belum bisa teratasi dan menjadi pemandangan yang buruk di beberapa ruas. Baik itu jalan besar maupun kecil di Kabupaten Tangerang.
Baca Juga
- HUT Ke-390 Kabupaten Tangerang, Ini Harapan Ketua KTNA
- Refleksi Hari Jadi Kabupaten Tangerang: Setumpuk Persoalan Segudang Masalah
Sampai saat ini, terlihat belum ada langkah kongkret dari Pemda atau DLHK untuk mengatasinya. Belum lagi permasalahan sungai-sungai tercemar yang menjadi berubah warna.
Ditambah permasalahan pencemaran udara di Kabupaten Tangerang. Sebagaimana menurut data dari IQ AIR bulan Juni yang lalu, Pasar Kemis masuk ke wilayah dengan kualitas udara terburuk pertama di Indonesia.
Tentu ini bukanlah sebuah prestasi. Melainkan bentuk representasi dari ketidakmampuan pemerintah daerah dalam mengatasi permasalah lingkungan hidup di Kabupaten Tangerang.
Kedua, penulis ingin menjelaskan beberapa indokator, bahwa Tangerang belum gemilang. Misalnya permasalah penggangguran.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, pengangguran di Kabupaten Tangerang menyentuh angka 9,06% dengan jumlah penduduk 1.842.0000 jiwa. Artinya penduduk usia produktif kerja yang belum mendapatkan pekerjaan sebanyak 167.000 jiwa.

Tentu ini terbilang angka yang masih sangat tinggi. Apalagi tahun 2022 akhir-akhir ini banyak juga perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja. Di tengah Kabupaten Tangerang yang dijuluki kota 1001 industri, miris ketika melihat banyaknya pengangguran saat ini, tentu ini akan berdampak pada angka kemiskinan.
Pemerintah daerah harus berupaya menekan angka pengangguran. Karena jika tidak segera diatasi, maka akan menjadi penambah angka garis kemiskinan di Kabupaten Tangerang.
Permasalahan selajutnya, berkaitan dengan infrastruktur. Kabupaten Tangerang yang notabene kota penyangga Ibu Kota Negara Indonesia (Jakarta) dan juga kota industri, seharusnya memiliki infrastruktur yang bagus untuk menyokong perindustrian. Agar perekonimian dapat berjalan dengan baik.
Tapi pada faktanya di lapangan, infrastruktur di Kabupaten Tangerang banyak yang rusak parah. Mulai dari jalan yang berlubang sampai struktur jalan terbelah.
Sudah tentu kondisi jalan seperti ini selain memperlambat mobilisasi barang dan jasa, juga akan berdampak pada perputaran ekonomi masyarakat. Selain itu, dapat menyebabkan kecelakaan yang merugikan masyaratakat.

Beberapa Solusi
Pertama persoalam sampah. Pemda harus menambah SDM dan armada angkut sampah. Segera atasi pencemaran dengan menindak tegas perusahaan-perusahaan yang melakukan pencemaran. Baik di sungai maupun di udara tampa tebang pilih.
Kedua di sektor ekonomi. Pemda fokus membuka lapangan kerja dan memberikan bantuan modal usaha untuk masyarakat. Juga memberikan kemudahan perizinan agar dapat mendorong perekonomian lebih baik.
Kemudian di sisi Infrastruktur, menurut Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang, beberapa post-post anggaran tertentu yang tidak terserap maksimal agar di pindahkan ke post anggaran insfratruktur. Tentu supaya bisa dimaksimal untuk pembangunan jalan.
Sebenarnya masih banyak permasalahan-permasalahan yang ada di Kabupaten Tangerang yang belum terselesaikan. Di usia daerah yang terbilang dewasa ini Pemda sebaiknya bekerja ekstra keras untuk mengatasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada.
Selain itu, fokus bagaimana memberikan bukti kerja di lapangan yang bisa dilihat dan dirasakan secara langsung oleh masyarakat Kabupaten Tangerang. Seperti jargonya Tangerang Gemilang. Dengan begitu ada jargon tersebut benar-benar ada dan dirasakan oleh rakyat.
*Ditulis oleh: Dedi Gunawan. Aktivis mahasiswa Kabupaten Tangerang.