TANGERANG | Persoalan pasar di Kabupaten Tangerang dari tahun ke tahun tidak pernah tuntas. Mulai masalah revitalisasi, konsep kerjasama dengan pihak ketiga, hingga pengawasan PD pasar yang kurang maksimal.
Hal itu mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Selain dinilai tidak tegas, juga tumpul dalam pengawasan.
Kepada Vinus, salah satu aktivis Kabupaten Tangerang Retno Juarno mengatakan, berbagai persoalan yang dihadapi PD Pasar Niaga Kerta Raharja menunjukan lemahnya kinerja Direksi. Termasuk dari Dewan Pengawas.
Baca Juga
- Babak Baru Polemik Pasar Sentiong, Saat Mediasi Pemda Tidak Bisa Tunjukan Bukti Kepemilikan Tanah
- Pasar Sentiong Raup Ratusan Juta Setiap Bulan, Warga Desa Tobat Gigit Jari
“Lemahnya pengawasan secara internal menunjukan tumpulnya fungsi dan peran Dewas PD Pasar,” ujarnya pada Jum’at, (20/11).
Lebih lanjut, terkait pengawasan, Retno mengungkapkan, salain harus ada evaluasi, Dewan Pengawas yang menjabat nanti juga harus mengerti persoalan lapangan.
“Dewan pengawas itu harus ada dari orang lapangan dan banyak jaringan. Bukan hanya sekadar akademisi. Sehingga mengetahui persoalan apa yang terjadi,” ungkapnya.
Pria yang menjabat sebagai Ketua LSM Kompak ini menilai, pengawas PD Pasar yang membidangi para pedagang itu harus sering berada di lapangan.
“Bagaimana kondisi dan situasi di lapangan, itulah yang harus dikedepankan. Sehingga mampu memberikan masukan kepada Direksi PD Pasar untuk meningkatkan kinerjanya,” kata Retno.
Masih menurut Retno, selain Dewan Pengawas, pengelola di sejumlah pasar Kabupaten Tangerang juga butuh penyegaran.
“Pasar Sentiong, Kelapa Dua, dan pasar lainnya harus ada penyegaran. Karena hal itu tidak bagus jika hanya itu-itu saja orang yang mengelola. Publik bisa curiga mengapa Pasar Kelapa Dua dari dulu pihak ketiganya tidak berganti,” sambunya.
Untuk informasi, belakangan ramai pemberitaan soal penyerobotan tanah bengkok milik Desa Tobat di Pasar Sentiong Kecamatan Balaraja. | We.