DALAM era otonomi daerah, Pilkada menjadi momen sangat penting bagi warga untuk menentukan arah kepemimpinan daerahnya. Pilkada oleh masyarakat sering dianggap sebagai pesta demokrasi. Karena melibatkan partisipasi aktif dari pemilih dalam memilih kepala daerah mereka.
Ini merupakan momen di mana warga dapat secara langsung menentukan pemimpin mereka melalui pemungutan suara. Suatu aspek penting dari sistem demokrasi. Dengan kata lain, sebagai ajang lima tahunan yang diselenggarakan oleh KPU.
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota tahun 2024 akan di laksanakan secara serentak pada Rabu 27 November 2024 nanti. Lalu bagaimana mengenai dinamika perkembangan Pilkada dalam hal ini pemilihan gubernur (Pilgub) tahun 2024 di Banten?
Kita bicara soal pemilihan Gubernur Banten sangat menarik. Faktanya hari ini, mulai muncul nama-nama calon gubernur dari petahana. Ada mantan gubernur Wahidin Halim dan Rano Karno.
Baca Juga
- Refleksi HUT Banten ke-21: Korupsi, Kemiskinan, dan Pengangguran Masih Jadi Persoalan
- Banten Kota Pengangguran
Yang lagi hits mulai dari mantan Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, ada juga mantan Walikota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah, sampai mantan Bupati Pandeglang Achmad Dimyathi Natakusumah. Dan masih banyak calon Gubernur Banten lainnya.Dari sekian calon Gubernur Banten mulai dari petahana sampai yang lagi hits hari ini di masyarakat Banten, itu tidak penting untuk wong Banten. Nah lantas apa yang penting untuk wong Banten? Yang terpenting itu masalah soal pengangguran.
Masalah pengganguran, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Banten tertinggi se-Indonesia dibanding daerah lainnya. Kepala BPS Banten Faizal Anwar, mengatakan data tersebut didasarkan hasil survei angkatan kerja nasional (Sakernas) pada Februari 2024.
Menurut dia, dari total 6,05 juta jiwa angkatan kerja di Banten, sebanyak 5,63 juta jiwa masuk kategori bekerja. “Sehingga, jumlah pengangguran terbuka di Banten mencapai 425 ribu jiwa atau 7,02 persen dari total angkatan kerja,” ujarnya. Ini dapat diartikan pula bahwa dari 100 angkatan kerja terdapat sekitar tujuh jiwa pengangguran di Banten.
Sangat miris! Provinsi Banten menjadi juara pengganguran tertinggi se-Indonesia dengan angka pengangguran di Banten 7,02 persen. Disusul kepualauan Riau 6,94 persen. Jawa Barat 6,91 persen. DKI Jakarta 6,03 persen dan Papua Barat Daya 6,02 persen.
Untuk para calon Gubernur Provinsi Banten ke depan pada pilkada 2024, apakah mereka bisa menyelesaikan angka pengganguran di Banten?
Siapa pun yang akan maju nantinya di Pilgub Banten mereka harus bisa menjawab dan memberikan perubahan dalam visi maupun misinya untuk mengentaskan tingkat pengganguran di Provinsi Banten. Membuka lapangan kerja bagi wong Banten sing masih nganggur lan memberikan lapangan kerja untuk wong Banten hidup sejahtera.
Tentunya ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Provinsi Banten untuk menyelesaikan masalah-masalah pengganguran, calon gubernur bukan hanya mementingkan kepentingan pribadinya saja dalam memegang kekuasaan.
Misal jika mereka terpilih bagaimana mereka untuk berfikir kemudian mencari keuntungan agar modal dalam pencalonan kembali, bukan itu! di Provinsi Banten, tentunya mereka harus bisa membawa visi besar dalam kemajuan dan kesejahteraan Provinsi Banten untuk masyarakat atau wong Banten semuanya.
Ditulis Oleh: M. Hasanudin, S.H. Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pamulang. Sekretaris Umum PMII Tangerang masa khidmat 2018-2019.