BANTEN | Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten menggelar Dialog Kebangsaan bertajuk Moderasi Beragama pada Selasa, (27/06).
Acara yang bertemakan “Merajut Harmoni Menebar Toleransi di Tanah Jawara dalam Bingkai Moderasi Beragama” ini dihadiri puluhan mahasiswa. Baik internal maupun perwakilan dari kampus lain yang ada di Banten.
Kepada Vinus, Fahrurozi selaku Ketua Pelaksana mengatakan, acara dialog kebangsaan ini diikuti oleh 80 mahasiswa. Baik internal maupun perwakilan dari dari kampus yang ada di Provinsi Banten.
Baca Juga
- Mahasiswa UNIBA Borong Juara dalam Satu Kategori Perlombaan Orienteering Tingkat Nasional
- TOA, Antara Alat Bantu dan Alat Ganggu
Menurutnya, pemilihan tema pada dialog kebangsaan tersebut diambil dari kondisi objektif hari ini yaitu menurunnya kerukunan keberagaman di Banten.
Sementara dalam sambutanya, Rektor UIN Banten, Prof. Dr. Wawan Wahyudin menyampaikan, ada empat hal agar Indonesia menjadi maju. Pendidikan; Penegakan hukum; Menjaga kesehatan; dan Kerja keras.
Menurutnya, empat hal tersebut harus ada dalam tubuh mahasiswa agar bangsa Indonesia maju. “Karena mahasiswa itu merupakan agen of change,” ujar Prof. Wawan Wahyudi.
Sementara itu, Dr. Salim Rosyadi selaku perwakilan Kemenag Banten mengatakan, saat ini Banten menduduki peringkat 4 terendah setelah Provinsi Aceh terkait toleransi beragama.
Menurut Dr. Salim Rosyadi, di Indonesia semangat dalam menjalankan agamanya tidak selaras dengan pemahaman tentang agama, sehingga banyak menimbulkan konflik.
“Ini disebabkan kurangnya mengakses informasi di media dengan produktif sehingga mudah terpancing emosi yang bermuara pada tindakan represif dan diskriminatif,” ungkapnya.
Sementara Pendeta Benny selaku perwakilan HKBP Kota Serang menjelaskan, pada hakikatnya manusia dilahirkan tidak bisa memilih atau merekomendasikan sesuatu.
Menurutnya, manusia hanya bisa menerima. Sama halnya dengan agama. Semua umat ditakdirkan untuk meneruskan agama yang dipercayai itu benar.
“Setiap agama menghendaki adanya saling kasih sesama manusia, seperti dalam kitab Yokobus ayat 8: bila yang kau percayai itu keutamaan menurut hukum, saling mengasihi sesama manusia, itulah hukum yang benar,” ucapnya. |HR