spot_img
spot_img

Tanggul Jebol Belum Ada Perbaikan, Prayogo: BBSW Lamban

Foto: Deputy Eksekutif Tangerang Utara Community Centre, Prayogo Ahmad Zaidi (kiri) dan tanggul Sungai Cisadane di Desa Tanjung Burung jebol (kanan).

TANGERANG | Tanggul Sungai Cisadane jebol pada Sabtu, (13/03) lalu, sampai saat ini belum ada perbaikan. Akibatnya akses jalan utama Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga terputus.

Hal tersebut mendapat sorotan dari Deputy Eksekutif Tangerang Utara Community Centre (TCC), Prayogo Ahmad Zaidi. Dirinya turut prihatian atas peristiwa jebolnya tanggul Sungai Cisadane.

Kepada Vinus, Prayogo mengatakan, jebolnya tanggul Sungai Cisadane sampai saat ini masih memunculkan kehawatiran besar bagi warga dibeberapa desa yang berada di wilayah Kecamatan Teluknaga. Terlebih warga Desa Tanjung burung, karena belum juga ada perbaikan.

Baca Juga

Menurutnya, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane bertaruh nasib dengan hajat hidup orang banyak dengan lembaran kertas. Perbaikan tanggul yang jebol itu adalah tanggung jawab balai besar.

“Ironisnya, jika perbaikan tanggul ingin dilakukan oleh Pemda, pihak swasta, atau swadaya masyarakat karena melihat tingkat kerawanan yang cukup tinggi, maka pihak terkait harus menunggu rekomendasi teknis dari balai besar. Ini yang saya maksud BBWS pertaruhkan hajat orang banyak dengan lembaran kertas,” ujarnya pada, Senin, (05/04).

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Yogo ini mengungkapkan, lebih dari 1500 KK di enam kampung yang berada di Desa Tanjung Burung, setiap harinya harus bersiap-siap dengan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi menimpa mereka.

Apalagi, sambung Yogo, jika awan mulai menghitam dan diiringi oleh turunnya hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi cukup lama, maka kehawatiran warga pun semakin memuncak.

“Putusnya jalan utama Desa Tanjung Burung, tentu berdampak buruk bagi ekonomi masyarakat. Karena itu adalah satu-satunya akses jalan bagi masyarkat untuk melakukan aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga,” tuturnya.

Foto: Tanggul Sungai Cisadane jebol di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga (Google/Reportase Investigasi).

Masih kata Yogo, pemerintah pusat dalam hal ini BBWS Ciliwung Cisadane lambat dalam menangani persoalan tersebut.

“Terhitung sudah 23 hari pasca jebolnya tanggul dan terputusnya jalan, tidak ada tindakan yang di lakukan oleh BBWS Ciliwung Cisadane untuk melakukan perbaikan terhadap tangggul jebol tersebut. Sehingga jalan belum bisa di perbaiki karena tidak ada Tanggul Penahan Tanah (TPT),” ungkap Yogo.

Dirinya juga menuturkan, seharusnya balai besar dapat menganalisis kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi dan menimpa masyarakat jika persoalan ini lambat ditangani.

“Jebolnya tanggul Cisadane, tingkat uregensinya sangat tinggi karena di musim penghujan tanggul tidak jebol pun setiap waktu warga Tanjung Burung kerap mengalami banjir hingga satu meter lebih. Oleh karenanya masalah ini harus cepat di tangani. Jangan hanya berkelit pada tatanan birokrasi, kewenangan, dan kebijakan saja,” sambungnya.

Yogo menegaskan, persoalan masyarakat lebih utama dari segalanya. Jika tidak segera di tangani maka hal ini dapat berpotensi buruk terhadap nasib dan hajat orang banyak.

“BBWS harus gerak cepat dan segera lakukan tindakan sebelum terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Saya berharap BBWS tidak berputar di urusan birokrasi,” pungkas Yogo. |We

Loading

VINUS TV

BERITA TERBARU

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERPOPULER

IKLAN

spot_img
spot_img

BERITA TERKAIT

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR BANTEN

IKLAN

spot_img
spot_img
spot_img

SEPUTAR DESA

Masyarakat Pasir Bolang Demo Alfamart