
KAMPUS adalah tempat di mana banyak orang berkumpul bersama-sama untuk mendapat sebuah gelar di belakang nama. Kampus juga tempat untuk belajar hidup bermasyarakat dalam lingkup lebih kecil.
Berada di kampus memang begitu mengasyikan bagi sebagian mahasiswa. Kerana banyak bertemu dengan mahasiswa yang satu tujuan.
Orang yang memilih menghabiskan waktu di universitas biasa disebut dengan aktivis kampus. Memiliki segudang aktivitas dan kegiatan untuk menjalankan roda organisasi kampus. Baik Badan Eksekutif dan Legislatif Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa, dan Unit Kegiatan Mahasiswa.
Baca Juga
- Praktik Pejabat Kampus Ala Orde Baru
- Datangi Kampus Insan Pembangunan, Sandiaga Uno Latih Mahasiswa Digital Marketing
Belakangan ini ramai soal penetapan calon presiden dan wakil presiden mahasiswa Universitas Insan Pembangunan Indonesia.
Dimenangkan paslon nomor urut 2, Heri Setiawan dan Dyan Wulandari.
Penulis berharap senior tidak ikut campur urusan internal kampus. Biarkan adik-adik yang menjalankan roda demokrasi kampus. Ini sudah bukan masa senior lagi. Jadi kami harap senior tidak ikut campur urusan internal.
Tugas senior jelas, mengawal adik-adik untuk perkembangan diri dan organisasi. Bukan malah turun ke bawah. Jadi corong adik-adik yang kalah dalam pemilihan ketua BEM. Apalagi menilai pejabat kampus seperti orde baru. Itu tidak etis.
Lagi pula tidak ada untungnya senior turun tangan. Mereka hanya jadi omongan adik-adik mahasiswa yang sedang duduk di bangku kuliah. Khususnya mahasiswa Insan Pembangunan.
Biarkan ini jadi ajang adik-adik dalam belajar demokrasi. Demi terbangunnya kesadaran dan pengalaman bersama. Tanpa campur tangan senior.
Tugas senior pula membimbing, mengajak diskusi, sambil tukar fikiran, serta menyelasaikan masalah pada adik-adik junior. Agar semua berjalan bersama-sama. Menjunjung cita-cita dalam bingkai persatuan. Demi terwujudknya kaderisasi yang optimal.
Ditulis oleh: Chairul Atfal. Mahasiswa aktif Universitas Insan Pembangunan Indonesia.