Oleh: Yani Suryani*
BULAN Ramadan sudah tiba. Tahun ini masih dalam situasi keperihatinan. Karena pandemi belum berakhir. Ini merupakan tahun kedua kita menjalankan puasa dalam kondisi serupa.
Banyak hal yang dapat kita ambil pelajaran saat Indonesia diberi ujian oleh Allah, dengan adanya Covid-19 ini.
Hal-hal positif yang dapat dilihat dilingkungan sekitar kita menunjukkan betapa kita kecil di hadapan Allah. Lewat virus tak kasat mata inilah kita akhirnya mengakui, Allah maha besar atas segala sesuatu.
Baca Juga
- Bayi Diserang Orang Gila, Entus: Pemkab Tangerang Harusnya Lindungi Warga Dengan Baik
- Tanda-Tanda Jelang Puasa di Sekitar Kita
Ramadan merupakan bulan yang diwajibkan atas semua kaum muslim yang beriman untuk berpuasa. Perintah ini terdapat dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183.
Puasa berarti menahan diri dari makan, minum, dan segala sesautu yang membatalkan dengan niat ikhlas karena Allah. Dalam puasa ada pembatasan ruang gerak setan, bahkan saat kita kecil, orang tua banyak mengatakan bahwa setan itu diikat di bulan Ramadan ini.
Pembatasan ruang gerak setan ini terlihat dalam sebuah hadis yang artinya sebagai berikut:
“Para pemuda, jika kalian telah mampu menikah, menikahlah! Ketahuilah pernikahan itu dapat menahan pandangan seseorang dan menjaga kemaluannya, bagi yang mampu melakukannya, berpuasalah. Karena puasa itu dapat menjadi penahan syahwat.” (H.R. Bukhari Muslim).
Hadis ini menunjukkan, jika kita ingin dapat menahan dari hal yang mendekati setan, berpuasalah.
Puasa ialah ibadah yang berbeda dengan ibadah lainnya. Ia memiliki kelebihan, Rasulullah bersabda, “Tidak ada riya dalam ibadah puasa.”
Dalam hadist lain yang diriwayatkan Baihaqi dijelaskan, di dalam ibadah puasa tidak ada riya. Allah Swt. berfirman “Puasa itu untuk-Ku. Aku akan memberi balasan kepada orang yang melakukannya, yaitu orang yang meninggalkan makanan dan munuman karena-Ku.”
Pahala puasa pun hanya Allah saja yang akan memberikan balasannya. Ini jelas penjelasannya dalam hadist riwayat Abu Hurairah r.a. yang artinya:
“Setiap anak cucu Adam itu pasti dilipatgandakan. Satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan hingga 700 kali lipat, bahkan hingga kelipatan tertentu sesuai kehendak Allah. Allah Swt. berfirman ‘Kecuali puasa, karena puasa itu Milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya.” (H.R. Muslim).
Puasa kali ini masih dalam kondisi keprihatinan di mana masa pandemi yang belum menunjukkan kita terbebas. Oleh karena itu, sudah seharusnya Ramadan kali ini jalan kita untuk bertaqorrub kepada Allah.
Covid-19 masih ada di sekitar kita. Belum lagi banyaknya musibah yang saat ini, seolah bertubi-tubi dialami dan terjadi di negeri ini. Mulai dari gempa, banjir bandang, dan longsor. Menjadi bukti bahwa kita saat ini sedang mengalami masa ujian dengan musibah tersebut.
Bahkan saat ini di lingkungan kita, ucapan pengumuman inna lillahi wa inna ilaihi rajiun seolah menjadi hal yang sering kita dengar. Bukan hanya karena Covid-19 saja, tetapi karena hal lain pun sering terjadi. Sehingga kita sering mengatakan, “Ya Allah, padahal baru kemarin saya ngobrol dan berbincang dengan almarhum.”
Bulan Ramadan ini saatnya kita berfikir ulang untuk melakukan hal-hal yang tiada guna. Ayo kita isi bulan penuh berkah ini dengan melakukan kebaikan. Beribadah dengan niat karena Allah. Kita ramaikan puasa ini dengan hal-hal yang positif.
Kepedulian terhadap sesama sudah seharusnya lebih ditingkatkan. Kejujuran harus kita lebih biasakan, agar kita menjadi orang yang selalu jujur dalam menjalani kehidupan ini. Jangan pernah kita menganggap langka kejujuran ini.
Menjadi pribadi yang bertanggung jawab saat kita diberi amanah apapun. Besar dan kecil bukan ukuran untuk kita menjadi pribadi yang lalai. Bukankah sekecil apapun kebaikan atau keburukan akan kita pertanggungjawabkan.
Semoga Ramadan ini bisa menjadikan kita pribadi yang mampu menjadi lebih baik lagi. Latihan dalam melakukan hal-hal yang baik lebih ditingkatkan. Berdoa agar umat Islam akan menjadi umat yang tinggi dan tidak ada yang mampu menandinginya akan terwujud, amin. Wallahua’lam.
*Penulis adalah Pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Tangerang.