
BANTEN | Meski terlahir dari keluarga kurang mampu, tak menyurutkan niat Rizki untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang anggota polisi.
Hal itu terungkap saat tim Humas Polda Banten menelusuri jejak kehidupan Rizki, siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Banten. Bertempat tinggal di Desa Margasari, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Kunjungan yang dipimpin Kasubbid Penmas AKBP Meryadi didampingi Bripda Lutfi Ardian dan Bripda Sayyadah Nafisah tersebut memdapat sambutan oleh Keluarga Rizki.
Baca Juga
- Ada Kotak Uang di Toilet SPBU Bugel, Katanya Kencing Rp2000
- Indikasi Gelapkan Uang BLT, Mantan Kepala Desa Ini Terancam Penjara Seumur Hidup
Saat ditemui, ibunda Rizki, Maimunah mengatakan, menjadi seorang Polisi adalah cita-cita Rizki sedari kecil. Dengan segala keterbatasan ekonomi, tetap yakin bahwa dirinya bisa lolos mengikuti tes kepolisian.
“Memang menjadi polisi adalah cita-cita Rizki dari kecil, padahal kami orang tuanya kurang mampu dalam segi ekonomi. Tapi melihat kegigihan Rizky kami mendukung penuh Rizki dalam meraih cita-citanya,” ujarnya pada Sabtu, (27/11).
Maimunah mengungkapkan, dirinya hanya pedagang jajanan kue di pasar Ciung Tigaraksa, sementara suaminya saat ini masih mencari pekerjaan serabutan yang sebelumnya bekerja sebagai supir angkot.
Kegiatan sehari-harinya memasak kue dari jam 3 pagi dan menjualnya di pasar Ciung. Setelah sholat shubuh, berangkat ke pasar untuk menjual kue sampai seluruh dagangan habis terjual.
“Setelah itu sekitar jam 10 siang baru pulang kerumah, istirahat sebentar dan mulai beraktifitas kembali membuat kue,” lanjutnya.
Ketika ditanya oleh Tim Peliput Bidhumas Polda Banten tentang Rizki sebelum menjadi Polisi, dia menuturkan, Rizki pernah mendaftar Polisi tetapi gagal, kemudian mencoba mendaftar di Angkatan Udara tetapai gagal juga.
Setelah mendaftar Polisi yang kedua kali, berkat doa dan usaha keras Rizki akhirnya berhasil lolos tes di Kepolisian untuk mengikuti pendidikan di SPN Polda Banten.
“Sejak Rizki mengikuti pendidikan, baru satu kali mengunjungi Rizki dikarenakan kesulitan dalam biaya,” tuturnya.
Ketika ditanya apakah harapannya terhadap anaknya yang sedang mengikuti pendidikan di SPN Polda Banten, sambil menangis, Ibu Maimunah berharap Rizki menjadi Polisi yang amanah.
“apat menjalani tugas dengan baik dan selalu diberikan kesehatan serta keselamatan dalam menunaikan tugas dan tanggung jawabnya kepada negara,” ucap Maimunah sambil menyeka air mata.

Sementara itu, Rizki ketika ditemui di SPN Polda Banten yang sedang melaksanakan pelatihan pengendalian massa di lapangan hitam menceritakan kehidupannya.
“Saya anak dari Bapak Parningotan Manurung seorang supir angkot dan Ibu maimunah pedagang kue. Menjadi Polisi merupakan cita-cita saya sejak kecil. Beberapa kali saya mendaftar tes Kepolisian mengalami kegagalan namun saya tidak berputus asa berkat doa dan usaha saya yang pantang menyerah akhirnya Allah Swt mengabulkan doa saya,” ucapnya.
Masik kata Rizki, sebelum jadi Polisi, kesehariannya hanya membantu Ibu berdagang kue dari mulai membungkus hingga berdagang di pasar Ciung.
“Mulai dari shubuh sampai dengan dagangan laku terjual, setelah itu saya berlatih dalam rangka mempersiapkan diri untuk mengikuti tes Polisi baik secara fisik maupun akademik seperti berlari, push up, latihan Psikotes, dan akademik secara mandiri,” ungkapnya.
Ketika tim peliput bertanya tentang apa yang menjadi motivasi untuk jadi Polisi, Rizki menjawab ingin mengangkat derajat keluarga.
“Motivasi saya ingin jadi Polisi selain cita-cita sejak kecil juga ingin mengangkat derajat keluarga dan membahagiakan kedua orangtua saya serta berbakti kepada nusa dan bangsa,” jawabnya.
Sementara, Kabid Humas Polda Banten Akbp Shinto Silitonga mengatakan, hasil liputan tim Bidhumas diatas bukanlah cerita fiktif belaka.
Menurutnya, itu merupakan fakta untuk menggugah para generasi muda yang memiliki cita-cita apapun itu dengan segala keterbatasan sesuatu dapat diraih dengan tekad dan usaha yang bersungguh-sungguh serta doa.
“Saya berharap kisah Rizki ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi muda Indonesia untuk mengabdi kepada bangsa dan negara melaui Institusi maupun lembaga apapun, ora et labora,” tukasnya.
Untuk diketahui, Rizki terlahir dari keluarga kurang mampu. Sehari-hari Ibu Rizki yaitu Maimunah bekerja sebagai tukang kue keliling di Pasar Ciung Margasari, sementara ayahnya bekerja sebagai supir angkot. |We