TANGERANG | Dampak Covid-19 bagi dunia industri sudah terasa. Beberapa perusahaan di Kabupaten Tangerang mulai merumahkan karyawan. Alasannya kesulitan bahan baku. Sedangkan prediksi beberapa tokoh, bulan Mei puncak gelombang PHK.
Di Jayanti PT Universal Luggage Indonesia merumahkan sekitar 300 lebih karyawan. Belum kawasan industri millenium. Infonya sudah ada. Termasuk buruh harian lepas dibeberapa perusahaan yang ada di Tangerang.
Hal ini perlu diantisipasi pihak terkait. Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang harus merespon cepat persoalan buruh. Kalau tidak ingin menjadi problem serius dikemudian hari.
Saat dihubungi media, Abdul Azis meminta praktisi hukum untuk turut serta membantu persoalan buruh. Agar ada semacam pusat informasi pengaduan. Terutama dampak Covid-19.
“Harus ada Lembaga Bantuan Hukum atau pengacara yang membuat posko pengaduan Covid-19,” ujarnya saat dihubungi vinus.id., pada Selasa, (07/04).
Lebih lanjut, Azis berharap kehadiran posko atau sebutan lain bisa menjembatani persoalan buruh yang di rumahkan. Setidaknya menyuarakan hak-hak mereka, baik dari pemerintah maupun perusahaan.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Dedi Sigit berharap aktivis Tangerang turut serta memikirkan dampak sosial-ekonomi dari banyaknya buruh yang diberhentikan. Dengan cara mendorong pemerintah untuk peduli persoalan buruh.
“Jumlah buruh di Kabupaten Tangerang ratusan ribu. Jika saja 15 atau 25 persen diberhentikan, tentu akan menjadi persoalan baru”, sambung Dedi saat dihubungi melalui WhatsApp.
Perlu diketahui, Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang mengalokasikan 40 milyar dalam rangka menghadapi Covid-19. Belum diketahui secara pasti apakah angka itu termasuk untuk buruh yang dirumahkan atau tidak. |We
