
BANTEN | Upaya Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (DEMA PTKIN) Se-Indonesia meminta keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) semester Genap tahun ajaran 2021/2022 terus disuarakan.
Kali ini, giliran Presiden Mahasiswa UIN Banten. Mempertanyakan keringanan UKT kepada Kemenag RI. Lantaran tidak adanya tindak lanjut dari Keputusan Menteri Agama (KMA) nomor 81 tahun 2021 atas perubahan KMA nomor 515 tahun 2020.
Kepada Vinus, Presiden Mahasiswa UIN SMH Banten Faiz Naufal Alfarisi, menyampaikan rasa kecewa atas kinerja Kemenag RI yang tidak mengeluarkan kebijakan terbaru untuk meringankan UKT mahasiswa di tahun 2022.
Baca Juga
- Suara Mahasiswa UNTIRTA Jadi Trending Topik Twitter
- Aneh! Sudah Lewat, Kemenag Banten Baru Bikin Sosialisasi Pembatalan Ibadah Haji
Menurut Faiz, KMA nomor 515 tahun 2020 tersebut merupakan landasan pemberian keringanan UKT di semester Genap 2020/2021 dan semester Gasal 2021/2022.
Sehingga, sambungnya, mahasiswa terpaksa membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) semester genap 2022 tanpa adanya keringanan.
“Kemenag seakan menyakiti hati mahasiswa PTKI, sebab kita ketahui bersama bahwa sampai saat ini pandemi belum juga usai, dan ekonomi belum juga mampu pulih seperti sedia kala,” ungkapnya pada Selasa, (04/01).
Padahal lanjut Faiz pagu anggaran Kemenag tahun 2022 sebagian besar untuk pendidikan, tetapi seakan berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada.
“Terlebih lagi pihak Rektorat UIN SMH Banten sendiri sudah menentukan jadwal pembayaran mulai dari Tanggal 3 sampai 10 bulan ini” ujarnya.
Sementara, Koordinator Tim Kajian dan Gerakan DEMA PTKIN Munif Jazuli menuturkan, pihkanya akan terus mengawal segala problematika kemahasiswaan yang ada di PTKIN.
Terlebih, kata Munif, problematika hari ini yang membuat risau mahasiswa PTKIN Se-Indonesia dalam hal UKT.
“Kami akan terus mendorong pihak Kemenag untuk bisa mengeluarkan kebijakannya guna meringankan beban keluarga mahasiswa,” pungkasnya. |We